Denpasar (Antara Bali) - Bursa Efek Indonesia (BEI) Perwakilan Denpasar, Bali, merancang program inkubasi untuk mengajak perusahaan daerah dan pengusaha setempat untuk memanfaatkan pasar modal sebagai salah satu sumber pembiayaan alternatif.
"Kami ingin mencoba membuat inkubasi untuk mengajak mereka mengetahui potensi mendapatkan dana di pasar modal dan bisa `go public`," kata Kepala BEI Denpasar, I Gusti Agung Alit Nityaryana ditemui dalam "Bali Financial Inclusion Festival" (Finest) di Lapangan Niti Mandala Renon, Denpasar, Minggu.
Upaya itu dilakukan guna mendongkrak pertumbuhan perusahaan daerah masuk ke industri pasar modal karena hingga saat ini baru tiga emiten dari Bali yang melakukan IPO atau penawaran perdana saham di pasar modal.
Menurut dia, rendahnya perusahaan daerah melantai di bursa saham karena masih kurangnya informasi yang diterima.
"Merek takut kalau `go public`, kepemilikan mereka hilang. Itu tidak seperti demikian. Kalau menjual 10 persen, 90 persen (saham) tetap menjadi milik perusahaan tersebut," ujarnya.
Ia menuturkan bahwa perusahaan daerah "go public" bukan berarti memiliki utang di bank karena tidak menjual kepemilikan, tidak perlu membayar bunga dan tidak perlu banyak cicilan.
"Saham yang dijual itu harus menjadi bagian dalam kepemilikan perusahaan," imbuhnya.
Sementara itu terkait pemberian insentif, Alit menyatakan bahwa pihaknya belum mengarah memberikan insentif untuk mendongkrak perusahaan daerah melantai di bursa karena beberapa kemudahan dalam aturan sudah diberikan.
"Berdasarkan syarat `go public` sudah mudah dengan aset bersih setidaknya Rp5 miliar, mereka bisa `go public`," katanya.
Saat ini pihaknya tengah mengajak sejumlah instansi salah satunya Kamar Dagang dan Industri atau Kadin Bali untuk mendorong perusahaan daerah atau pengusaha memanfaatkan pasar modal.
Hasilnya, kata dia, beberapa perusahaan di Bali sudah mulai berminat "go public" namun ia tidak membeberkan perusahaan tersebut. (WDY)
BEI Bali Rancang Program Inkubasi Pasar Modal
Minggu, 30 Oktober 2016 19:55 WIB