Denpasar (Antaranews Bali) - Bursa Efek Indonesia (BEI) Denpasar, Bali, gencar menyasar masyarakat perdesaan untuk mengenalkan dan mengedukasi pasar modal agar literasi dan inklusi keuangan lebih optimal sehingga dapat mendongkrak jumlah investor saham.
"Dengan begitu masyarakat di desa juga tahu manfaat berinvestasi dan ikut menikmati pertumbuhan pasar modal Indonesia," kata Kepala BEI Denpasar Agus Andiyasa di Denpasar, Jumat.
Menurut Agus, awal tahun ini pihaknya menyasar sejumlah desa di Kabupaten Klungkung dan Tabanan untuk mendapatkan sosialisasi terkait salah satu instrumen investasi jangka panjang itu.
Agus mengungkapkan masyarakat cukup antusias mengikuti seluk beluk pasar modal sehingga pihaknya optimistis dapat menumbuhkan investor di Bali.
Dengan demikian, lanjut dia, masyarakat lokal juga turut memiliki modal di perusahaan yang mereka pilih.
Saat ini, lanjut Agus, pertumbuhan fundamental ekonomi di Tanah Air yang semakin bagus mendorong investor lebih yakin berivestasi di pasar modal.
Untuk menjadi investor di pasar modal, lanjut Agus, calon investor kini tidak terlalu rumit karena hanya dengan modal minimal mulai Rp100 ribu, investor sudah memiliki saham suatu perusahaan yang melantai di bursa.
BEI Denpasar mencatat selama tahun 2017 jumlah investor pasar modal di Bali mencapai 10.729 atau naik dibandingkan tahun 2016 mencapai 8.499.
Berdasarkan jumlah rekening efek (SRE) selama tahun 2017, Agus menambahkan jumlahnya juga meningkat dari tahun sebelumnya mencapai 10.158 rekening naik menjadi 12.643 rekening.
Sebagian besar jumlah investor dan rekeningnya berdomisili Badung dan Denpasar.
Sedangkan kabupaten lain di Bali juga mengalami peningkatan jumlah rekening dan investornya meski rata-rata jumlahnya masih di bawah 1.000 orang. (WDY)