Denpasar (Antara Bali) - Kepala Polda Bali Inspektur Jenderal Sugeng Priyanto mengusulkan agar rantai distribusi elpiji dipersingkat untuk menekan lonjakan harga, termasuk praktik menyimpang seperti penimbunan.
"Saya sampaikan ada beberapa cara yang bisa kita tempuh mempersingkat birokrasi jadi aliran (distribusi) gas ini jangan terlalu panjang," kata Kepala Polda Bali Inspektur Jenderal Sugeng Priyanto usai menghadiri rapat TPID Bali di Kantor Bank Indonesia Provinsi Bali, di Denpasar, Selasa.
Menurut dia, seharusnya distribusi elpiji, khususnya ukuran tiga kilogram, yang banyak dikonsumsi warga bisa dikelola dengan optimal.
Dia menjelaskan bahwa rantai distribusi yang panjang tersebut terdiri dari Pertamina, pangkalan hingga pengecer.
"Ini terlalu panjang, sehingga ini orang cari untung, kan sampai di masyarakat jadi mahal itu bisa dipersingkat, caranya Pertamina yang mengelola ini," imbuhnya.
Sugeng menjelaskan bahwa rantai birokrasi yang sederhana itu dinilai dapat menekan harga elpiji.
Selain mempersingkat rantai distribusi elpiji, jenderal bintang dua itu juga menginginkan adanya transparansi harga elpiji.
"Yang kedua transparansi. Umumkan di media sebenarnya berapa harganya," ucapnya.
Selain itu, Pertamina diharapkan bisa mengambil langkah menyangkut hukum ekonomi yang menginginkan agar suplai harus dicukupi.
"Barangnya di pasar sedikit, masyarakat perlu berapapun dia akan beli. Suplai dan `demand` harus dicukupi," ujar Sugeng.
Pihaknya akan mengawal distribusi kebutuhan pokok termasuk elpiji menjelang Puasa agar tidak terjadi praktik curang seperti penimbunan.
Dalam kesempatan terpisah, sebelumnya saat lokakarya kebanksentralan di Gianyar, Sabtu (21/5), Wakil Ketua TPID Bali Dewi Setyowati menjelaskan bahwa harga elpiji di Nusa Penida bahkan mencapai Rp30 ribu untuk ukuran tiga kilogram padahal di tingkat pangkalan, harganya mencapai Rp14.500.
Panjang dan jauhnya distribusi dinilai menjadi salah satu faktor tingginya harga elpiji subsidi tersebut.
Mengantisipasi kenaikan harga elpiji, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Bali menjadwalkan pasar murah yang salah satunya menjual elpiji ukuran tiga kilogram menjelang Bulan Puasa.
"Kami juga akan menggelar pasar murah elpiji melon ukuran tiga kilogram," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali Wayan Kusumawati ditemui saat menggelar pasar murah di Pasar Badung Eks Tiara Grosir beberapa waktu lalu.
Menurut dia, konsumen yang hendak membeli elpiji dalam pasar murah itu tidak diperkenankan membeli elpiji mini itu melebihi dua tabung untuk menghindari pembelian dari pedagang.
"Kami batasi pembelian dua tabung melon per pembeli," ucap Kusumawati. (WDY)