Denpasar (Antara Bali) - Bali mengimpor berbagai jenis mesin dan komponen alat produksi mencapai 10,98 juta dolar AS selama Januari 2016, merosot 25,13 persen dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya sebesar 14,67 juta dolar AS.
"Nilai impor tersebut dibandingkan dengan bulan sebelumnya (Desember 2015) yang mencapai 12,56 juta dolar AS, berarti juga menurun 12,53 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Ir Adi Nugroho di Denpasar, Senin.
Ia mengatakan, nilai impor Bali itu sangat kecil dibandingkan nilai ekspor sebesar 37,87 juta dolar AS.
Bali sebagai daerah tujuan wisata utama di Indonesia mengimpor mesin-mesin dan aneka jenis barang produksi untuk diolah kembali menjadi barang dan aneka jenis cinderamata yang siap diekspor ke luar negeri yang mampu memberikan nilai tambah jauh lebih besar.
Impor alat produksi itu dinilai lebih menguntungkan, berkat mampu memberikan nilai tambah dibandingkan dengan mendatangkan bahan makanan atau minuman untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang hanya menghabiskan devisa.
Bali mengimpor alat produksi (peralatan listrik) dan alat produksi lainnya yang mampu memberikan dampak positif dalam memacu pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan perolehan devisa yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Adi Nugroho menambahkan, komponen impor yang didatangkan itu antara lain produk gandum-ganduman 39,64 persen, produk mesin-mesin (mekanik) 14,05 persen dan produk bahan bakar mineral 11,09 persen.
Selain itu Bali juga mengimpor peralatan listrik 10,41 persen dan produk optik 5,41 persen, ujar Adi Nugroho.
Aneka jenis produk luar negeri itu didatangkan dari Thailand 23,71 persen, Tiongkok 20 persen, Vietnam 17,30 persen, Singapura 15,09 persen dan Amerika Serikat 9,76 persen, ujar Adi Nugroho. (WDY)
Nilai Impor Bali Merosot 25,13 Persen
Senin, 7 Maret 2016 14:12 WIB