Denpasar (Antaranews Bali) - Bali mengimpor bahan baku mendukung usaha ekonomi kreatif 17,75 juta dolar AS selama dua bulan periode Januari-Februari 2018, meningkat 3,33 juta dolar AS atau 23,13 persen dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya sebesar 14,41 juta dolar AS.
"Selain bahan baku yang didatangkan dari luar negeri itu juga berupa mesin-mesin, untuk mendukung proses usaha ekonomi kreatif yang mampu meningkatkan nilai tambah yang hasil produknya akan kembali diekspor ke mancanegara," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho di Denpasar, Sabtu.
Ia mengatakan, khusus nilai impor Bali pada bulan Februari 2018 sebesar 10,02 juta dolar AS, meningkat 2,30 juta dolar AS atau 29,78 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya (Januari 2018) tercatat 7,72 juta dolar AS.
"Jika nilai impor tersebut dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya meningkat 4,57 juta dolar AS atau 83,94 persen, karena Februari 2017 hanya tercatat 5,45 juta dolar AS," ujar Adi Nugroho.
Adi Nugroho menjelaskan, komoditas yang didatangkan dari luar negeri itu antara lain berupa produk gandum-ganduman (22,50 persen), perhiasan (permata) 12,90 persen, serta produk mesin dan perlengkapan mekanik 10,95 persen.
Selain itu juga berupa produk barang-barang dari kulit 10,16 persen serta produk minyak atseri, kosmetik dan wangi-wangian 4,72 persen. Komoditas tersebut paling banyak didatangkan Hong Kong 15,95 persen, Vietnam 22,66 persen, China 8,45 persen, Amerika Serikat 8,17 persen dan Jerman 6,92 persen.
Adi Nugroho menambahkan, dari lima negara utama asal impor Bali tersebut pada bulan Februari 2018 dibandingkan dengan bulan sebelumnya (m-to-m), empat negara di antaranya mengalami peningkatan yakni Hong Kong, Vietnam, China dan Jerman.
Sedangkan dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya (y-on-y) impor dari tiga negara yakni Hong Kong, Vietnam dan Jerman juga meningkat signifikan.
Namun impor beberapa negara lainnya mengalami penurunan antara lain Amerika Serikat 16,66 persen, Italia 39,01 persen, dan Taiwan 53,94 persen.
Menurunnya impor dari Amerika Serikat antara lain produk mesin dan perlengkapan mekanik 45,18 persen, karet dan barang dari karet 71,58 persen, produk perangkat optik 21,78 persen serta produk sabun dan preparat pembersih 99,71 persen.
Impor dari Amerika Serikat setelah mengalami titik terendah pada bulan Desember 2017 kembali mengalami penurunan pada bulan Februari 2018, meskipun sebelumnya sempat meningkat pada bulan Januari 2018.
Demikian pula menurunnya impor dari Italia salah satunya disumbangkan produk susu, mentega dan telur (95,06 persen), berbeda dengan bulan sebelumnya (m-to-m) yang menunjukkan bahwa impor terhadap produk tersebut mengalami peningkatan signifikan, ujar Adi Nugroho. (WDY)