Denpasar (Antara Bali) - Nilai impor Bali untuk berbagai jenis mesin dan alat produksi dari mancanegara mencapai 102,88 juta dolar AS selama sepuluh bulan periode Januari-Oktober 2017, atau turun 16,10 juta dolar AS atau 13,53 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat 118,99 juta dolar AS.
"Khusus bulan Oktober 2017, nilai impor itu sebesar 10,39 juta dolar AS, meningkat 554.814 dolar AS atau 5,64 persen dibanding bulan September 2017 yang tercatat 9,83 juta dolar AS," kata Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali I Gede Nyoman Subadri di Denpasar, Jumat.
Ia mengatakan, nilai impor bulan Oktober 2017 itu dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya merosot sebesar 3,23 juta dolar AS atau 23,74 persen, karena impor pada bulan Oktober 2016 mencapai 13,62 juta dolar AS.
Komoditas yang didatangkan dari luar negeri itu meliputi produk perhiasan (permata) 19,57 persen), produk lonceng, arloji dan bagiannya 16,29 persen, produk barang dari kulit 13,18 persen,, produk mesin dan peralatan listrik 7,09 persen serta produk mesin dan perlengkapan mekanik 6,47 persen.
Gede Nyoman Subadri menambahkan, berbagai jenis komoditas tersebut mendatangkan dari Hong Kong 43,86 persen, Amerika Serikat 9,95 persen, Australia 7,06 persen, Jerman 6,24 persen dan Thailand 5,60 persen.
Barang-barang yang diimpor selain mesin juga alat produksi berupa produk barang-barang dari kulit dan perhiasan (permata) setelah diolah lebih lanjut oleh perajin setempat, kembali diekspor dengan nilai yang jauh lebih mahal.
Adi Nugroho menambahkan, nilai impor Bali tersebut sangat kecil dibandingkan dengan nilai ekspor Bali yang mencapai 443,44 juta dolar AS selama sepuluh bulan periode Januari-Oktober 2017, meningkat 23,99 juta dolar AS atau 5,72 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya tercatat 419,44 juta dolar AS.
Dengan demikian perdagangan Bali ke berbagai negara di belahan dunia itu sangat menguntungkan dan memberikan dampak positif terhadap perekonomian, pembangunan dan tingkat kesejahteraan masyarakat setempat, ujar I Gede Nyoman Subadri. (*)