Denpasar (Antara Bali) - Bali mengimpor berbagai jenis mesin dan alat-alat produk dari mancanegara senilai 82,597 juta dolar AS selama delapan bulan periode Januari-Agustus 2017, merosot 14,14 juta dolar AS atau 14,62 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya tercatat 96,73 juta dolar AS.
"Khusus bulan Agustus 2017 nilai impor itu sebesar 11,07 juta dolar AS juga menurun 1,53 juta dolar AS atau 12,19 persen dibanding bulan Juli 2017 yang tercatat 12,61 juta dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho di Denpasar, Jumat.
Ia mengatakan, nilai impor pada Agustus 2017 itu dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya meningkat sebesar 2,1 juta dolar AS atau 23,40 persen, karena nilai impor bulan Agustus 2016 tercatat 8,97 juta dolar AS.
Komoditas yang diimpor dari luar negeri itu meliputi produk barang-barang dari kulit 16,60 persen, menyusul produk perhiasan (permata) 12,79 persen serta produk lonceng, arloji dan sebagainya 11,52 persen.
Selain itu juga mendatangkan produk mesin dan peralatan listrik 10,86 persen serta produk mesin dan perlengkapan mekanik 9,30 persen.
Adi Nugroho menjelaskan, berbagai jenis komoditas tersebut paling banyak didatangkan dari Hong Kong sebesar 39,91 persen, menyusul Amerika Serikat 9,75 persen, Jerman 7,96 persen, Australia 6,51 persen dan Singapura 5,12 persen.
Mesin-mesin yang sebagian besar didatangkan dari Hong Kong dan Amerika Serikat itu diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja, sekaligus peluang dalam meningkatkan perolehan nilai ekspor Bali dimasa mendatang.
Barang-barang yang diimpor selain mesin juga alat produksi berupa produk barang-barang dari kulit dan perhiasan (permata) setelah diolah lebih lanjut oleh perajin setempat, kembali diekspor dengan nilai yang jauh lebih mahal.
Adi Nugroho menjelaskan, nilai impor Bali tersebut sangat kecil dibandingkan dengan nilai ekspor Bali sebesar 350,77 juta dolar AS selama delapan bulan periode Januari-Agustus 2017, meningkat 25,61 juta dolar AS atau 7,88 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya tercatat 325,15 juta dolar AS.
Dengan demikian perdagangan Bali ke berbagai negara di belahan dunia itu sangat menguntungkan dan memberikan dampak positif terhadap perekonomian, pembangunan dan tingkat kesejahteraan masyarakat setempat. (WDY)