Denpasar (Antara Bali) - Bali melakukan impor berbagai jenis mesin dan alat-alat produk dari dari luar negeri senilai 71,60 juta dolar AS selama tujuh bulan periode Januari-Juli 2017.
"Nilai impor tersebut merosot sebesar 16,160 juta dolar AS atau 18,41 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya mencapai 87,76 juta dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Adi Nugroho di Denpasar, Kamis.
Dikatakan, berbagai jenis mesin dan alat produksi yang didatangkan dari mancanegara itu mampu memberikan keuntungan dan nilai tambah bagi masyarakat, sekaligus menggerakkan pertumbuhan ekonomi setempat.
Mesin-mesin yang sebagian besar didatangkan dari Hong Kong dan Amerika Serikat itu sekaligus diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja, sekaligus peluang dalam meningkatkan perolehan nilai ekspor.
"Barang-barang yang diimpor selain mesin juga alat produksi berupa produk barang-barang dari kulit dan perhiasan (permata) setelah diolah lebih lanjut oleh perajin setempat, kembali diekspor dengan nilai yang jauh lebih mahal," ujar Adi Nugroho.
Ia menjelaskan, khusus impor pada bulan Juli 2017 tercatat 12,69 juta dolar AS merosot 7,65 juta dolar AS atau 37,60 persen dibanding bulan Juni 2017 yang mencapai 20,34 juta dolar AS.
"Nilai impor itu jika dibanding dengan bulan yang sama tahun sebelumnya juga menurun 202.146 dolar AS atau 1,57 persen, karena bulan Juni 2016 nilai impor itu tercatat 12,89 juta dolar AS," ujar Adi Nugroho.
Adi Nugroho menambahkan, lima komoditas utama yang didatangkan dari luar negeri meliputi produk barang-barang dari kulit 17,34 persen dan menyusul produk perhiasan (permata) 17,23 persen.
Selain itu juga produk lonceng, arloji dan bagiannya 12,96 persen, produk mesin dan perlengkapan mekanik 9,44 persen serta produk kapal terbang dan bagiannya 7,36 persen.
Produk luar negeri itu sebagian besar didatangkan dari Hong Kong sebesar 44,23 persen menyusul Amerika Serikat 15,29 persen, Tiongkok 11,47 persen, Australia 5,34 persen dan Thailand 4,19 persen.
Adi Nugroho menjelaskan, nilai impor Bali tersebut sangat kecil dibandingkan dengan nilai ekspor Bali selama tujuh bulan pertama 2017 mencapai 307,70 juta dolar AS, meningkat 23,20 juta dolar atau 8,16 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya 284,49 juta dolar AS.
Dengan demikian perdagangan Bali ke berbagai negara di belahan dunia itu sangat menguntungkan dan memberikan dampak positif terhadap perekonomian dan pembangunan, ujar Adi Nugroho. (*)