Denpasar (Antara Bali) - Pedagang bumbu dapur di sejumlah pasar tradisional di Denpasar, Bali, Minggu, mengeluhkan ketersediaan buah tomat di agen distributor menipis akibat petani di daerah itu belum panen raya.
"Akibat petani belum panen, ketersediaan tomat di agen distributor juga menipis sehingga dampaknya harganya ikut melonjak, sehingga mau tidak mau kami ikut menaikkan harga," kata Wayan Rendi, seorang pedagang bumbu dapur di Pasar Badung, Bali.
Ia menuturkan, untuk harga buah tomat menjelang Hari Raya Galungan saat ini kisaran Rp8.000 per kilogram (/kg) atau naik Rp3.000/kg dari harga sebelumnya Rp5.000/kg.
Rendi mengharapkan kepada pemerintah agar ketersediaan buah tomat dapat stabil yang diimbangi dengan harga barang yang tidak mengalami lonjakan.
Selain itu, ia mengakui untuk harga bumbu dapur seperti bawang merah, bawang putih, cabe rawit, kunyit, jahe, lengkuas dan kencur saat ini harganya cenderung stabil.
"Untuk bumbu dapur lainnya seperti bawang merah kisaran harga Rp26.000/kg, bawang putih (Rp28.000/kg), cabai rawit (Rp18.000/kg), kunyit (Rp8.000/kg), jahe (Rp14.000/kg), lengkuas (Rp10.000/kg) dan kencur (Rp20.000/kg)," ujarnya.
Demikian, Wayan Windi, seorang pedagang di Pasar Kumbasari, Denpasar mengakui kenaikan buah tomat sudah terjadi pada sejak Sabtu (6/2) kemarin, karena distribusi dari agen dibatasi akibat belum adanya panen raya dari petani.
"Saat ini harga tomat per kilogram saya jual Rp8.000, dimana sebelum Hari Raya Galungan sempat anjlok hingga Rp4.000 per kilogram," ujar Windi.
Menurut dia, penyebab lain naiknya harga buah tomat karena suplai dari luar Bali dan permintaan untuk barang tersebut juga mengalami peningkatan.
Ia menambahkan, menjelang Hari Raya Galungan permintaan akan bumbu dapur cukup meningkat, namun harganya tidak terlalu melonjak dibandingkan buah tomat, karena stok dari agen cukup berlimpah sehingga mampu menekan permintaan konsumen juga mengalami peningkatan. (WDY)
Pedagang Di Denpasar Keluhkan Ketersediaan Tomat Menipis
Minggu, 7 Februari 2016 14:10 WIB