Singaraja (Antara Bali) - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Buleleng, Bali mengklaim sebagai rumah sakit rujukan regional terbaik dibandingkan sejumlah rumah sakit rujukan lainnya di Pulau Dewata.
"Rumah sakit rujukan regional lain seperti RSUD Sanjiwani Kabupaten Gianyar, RSUD Tabanan dan Rumah Sakit Umum Wangaya," kata Direktur RSUD Buleleng, Gede Wiartana di Singaraja, Senin.
Ia menjelaskan, RSUD mengklaim sebagai yang terbaik melihat kelengkapaan beberapa pendukung seperti ketersediaan dokter spesialis cukup lengkap, sarana dan prasarana kedokteran representatif serta juga infrastruktur berupa bangunan cukup megah.
"Apalagi, nanti pada 2016 akhir, diperkirakan sekitar Desember 2016, RSUD siap mengoperasikan bangunan instalasi gawat darurat (IGD) demi kenyamanan masyarakat Buleleng," kata dia.
Selain itu, Wiartana mengungkapkan, pihaknya mengapresiasi "support" penuh Pemkab Buleleng mengembangkan dan membangun infrastruktur di RSUD Buleleng.
"Hingga kini pembangunan IGD menelan anggaran sebesar Rp44,6 miliar untuk pembangunan fisik, Rp38,4 miliar untuk pembangunan lanjutan dan pembebasan tanah sekitar Rp7 miliar, sehingga totalnya mencapai Rp90 miliar dan belum termasuk sarana perlengkapan alat kesehatan," paparnya.
Wiartana lebih lanjut memaparkan, RSUD juga menjadi satu satunya rumah sakit di Bali bagian utara yang mendapatkan akreditasi B plus. "Itu artinya RSUD memiliki kualitas baik karena memiliki sarana dan pendukung lain yang baik pula," kata dia.
Dikatakan, salah satu syarat menjadi rumah sakit berpredikat baik adalah memiliki tempat tidur di atas 200 buah, sehingga dapat menampung pasien dalam jumlah banyak.
"Kami saat ini memiliki sekitar 298 buah tempat tidur ditambah lagi sekitar 52 buah tempat tidur di IGD nanti, jadi totalnya mencapai sekitar 350 buah tempat tidur pasien," katanya sembari menyatakan jika tempat tidur pasien mencapai 400 sudah dapat dikategorikan menjadi rumah sakit terakreditasi A. (WDY)