Jakarta (Antara Bali) - Presiden Joko Widodo (Jokowi), Jumat meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang di Jawa Tengah.
Tim Komunikasi Presiden, Teten Masduki dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Jumat menjelaskan saat peresmian Presiden mengharapkan semua pekerjaan infrastruktur termasuk di bidang kelistrikan tidak ada yang tertunda.
"Tidak boleh ada lagi proyek-proyek mangkrak karena masalah perijinan atau pembebasan tanah", kata Presiden saat meresmikan PLTU Batang dan juga elektrifikasi 50 titik di perbatasan dan pulau terluar.
Pemerintah secara lintas sektoral akan bekerja keras melakukan terobosan untuk mengatasi hambatan yang timbul dalam pembangunan pembangkit listrik. Jika tidak dilakukan, akibatnya Indonesia akan mengalami krisis listrik pada tahun 2019.
Program Elektrifikasi 50 lokasi di pulau terdepan dan daerah perbatasan itu mencakup 13 provinsi, yaitu DI Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur dan Papua yang akan difasilitasi dengan mesin Pembangkit Listrik Tenaga Diesel sebanyak 149 mesin dengan jumlah gardu 195 buah.
Dengan total daya 67.800 kW, PLTD ini dapat melayani lebih dari 35 ribu pelanggan. Pemerintah sendiri menargetkan rasio elektrifikasi sampai akhir 2019 mencapai mencapai 97 persen dan 99 persen pada 2020 dari jumlah rumah tangga di Indonesia. Dalam kurun waktu lima tahun (2015-2019), sejumlah pembangkit akan dibangun hingga mencapai 35.000 MW. (WDY)