Denpasar (Antara Bali) - Jajaran pejabat eselon I dan II Pemerintah Provinsi Bali menandatangani komitmen bersama dalam upaya pemberantasan praktik korupsi, kolusi dan nepotisme, saat mengakhiri pelatihan yang dilaksanakan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.
"Komitmen dan dukungan pimpinan unit kerja merupakan faktor terpenting berhasilnya reformasi birokrasi, di samping faktor perubahan pola pikir dan budaya kerja," kata Gubernur Bali Made Mangku Pastika saat menyampaikan sambutan pada akhir pelatihan tersebut, di Denpasar, Jumat.
Pelatihan yang bertajuk "Training Of Trainer (TOT) Tunas Integritas" itu berlangsung selama 4 hari dengan diikuti 20 pejabat eselon I dan II Pemprov Bali.
Komitmen bersama tersebut terdiri dari tiga butir penting yaitu mengimplementasikan nilai-nilai integritas pada satuan kerja masing-masing di lingkungan Pemprov Bali, menjadi contoh dalam mewujudkan Pemprov Bali yang menjunjung nilai religius, profesional dan akuntabel, serta mendukung terwujudnya tata kelola pemerintahan yang bersih, bebas dari KKN.
Menurut Pastika, para pejabat berperan sebagai contoh dalam menumbuhkankembangkan agen perubahan dalam pelaksanaan prinsip-prinsip reformasi birokrasi tersebut, yang bisa dinilai dari out put capaian berupa tumbuh dan berkembangnya satuan kerja wilayah yang bebas korupsi.
"Kami akan terus berupaya meningkatkan kualitas pengawasan demi terwujudnya pemerintahan di lingkungan Pemprov Bali yang bebas korupsi," ucapnya.
Mantan Kapolda Bali itu juga mengimbau para peserta untuk secara konsisten mengimplementasikan nilai-nilai integritas anti korupsi tersebut, dan menyebarluaskan pada semua jajaran mulai dari lingkungan kerjanya masing-masing.
Imbauan itu ditekankan terutama kepada Asisten Perekonomian, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Bali, Ketut Wija, yang didaulat menjadi peserta paling berprestasi yang diharapkan bisa memberikan wawasan terkait TOT kepada pejabat Eselon III dilingkungan Pemprov.
Hal ini ditindaklanjuti serius oleh Gubernur Bali dengan meminta seluruh materi dan bahan-bahan peraga training untuk dikumpulkan dan selanjutnya dipajang dalam satu ruangan museum, yang dianggap oleh Pastika bisa menjadi bahan peraga saat memberikan wawasan kepada seluruh jajarannya.
Sementara itu Sekda Provinsi Bali, Cokorda Ngurah Pemayun, dalam testimoninya menyatakan melalui TOT tersebut diharapkan mendapatkan visi baru terkait bagaimana mewujudkan program-program Bali Mandara kedepannya.
Komitmen yang sudah disepakati menurutnya akan dilanjutkan dalam rencana aksi dalam satu bulan ke depan, sambil melihat perkembangan yang terjadi. Seusai mengikuti TOT juga diharapkannya tersusun satu ranperda baru yang selanjutnya bisa diajukan menjadi perda. (LHS)