Denpasar (Antara Bali) - Bali mengimpor berbagai jenis mesin dan komponen alat produksi mencapai 66,63 juta dolar AS selama semester I-2015, menurun 58,99 persen dibanding semester yang sama tahun sebelumnya tercatat 162,47 juta dolar AS.
"Meskipun impor itu besar nilainya, namun jauh lebih kecil dibandingkan dengan nilai ekspor Bali pada semester yang sama mencapai 253,39 juta dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panusunan Siregar di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan, khusus pada bulan Juni 2015 nilai impor itu mencapai 9,34 juta dolar AS, meningkat 17,48 persen dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya tercatat 7,95 juta dolar AS.
Namun jika dibandingkan dengan bulan Mei 2015, menurun 5,56 persen, karena bulan itu mengimpor seharga 9,89 juta dolar AS.
Panasunan Siregar menjelaskan, Bali sebagai daerah tujuan wisata utama di Indonesia mengimpor mesin-mesin dan aneka jenis barang produksi untuk diolah lebih lanjut menjadi barang dan aneka jenis cinderamata yang siap diekspor kembali ke pasaran luar negeri yang mampu memberikan nilai tambah jauh lebih besar.
Impor alat produksi itu dinilai jauh lebih baik dan menguntungkan dibandingkan dengan mendatangkan bahan makanan atau minuman untuk memenuhi kebutuhan konsumen, yang hanya menghabiskan devisa.
Impor yang dilakukan Bali berupa alat produksi (peralatan listrik) dan alat produksi lainnya yang mampu memberikan dampak positif dalam memacu pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan perolehan devisa yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Panasunan Siregar menambahkan, komponen impor itu antara lain produk mesin-mesin (mekanik) 30,56 persen, menyusul produk mesin (peralatan listrik) 14,17 persen, produk perangkat optik tujuh persen, produk perhiasan (permata) 6,09 persen dan produk berbagai barang logam dasar 5,64 persen.
Aneka jenis produk luar negeri itu didatangkan dari Tiongkok sebesar 32,22 persen, menyusul Singapura 20,65 persen, Amerika Serikat 9,20 persen, Australia 8,37 persen dan Jepang 4,97 persen, ujar Panasunan Siregar. (WDY)