Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Kota Denpasar dalam upaya melestarikan seni dan budaya menyelenggarakan lomba "Utsawa Dharma Gita" (UDG), yakni nyanyian tembang suci agama Hindu di masing-masing kecamatan.
"Di tengah era globalisasi, maka seni dan budaya harus dilestarikan secara berkesinambungan dalam menangkal pengaruh era modernisasi itu," kata Sekretaris Daerah Pemkot Denpasar Anak Agung Rai Iswara saat membuka UDG Kecamatan Denpasar Utara di Denpasar, Selasa.
Ia mengatakan pelestarian budaya bertujuan untuk tetap menjaga jati diri daerah, khususnya Kota Denpasar yang tetap mengedepankan wawasan budaya sebagai ikon kota tersebut.
Lomba menyanyikan tembang suci agama Hindu di Kecamatan Denpasar Utara diikuti 160 peserta dari sembilan Desa Adat Pakraman se-Denpasar Utara yang meliputi lomba "macepat" anak-anak dan remaja, lomba "kidung", lomba "sloka", "kekawin dan lomba palewakya".
Ketua Panitia lomba Wayan Kanti lomba UDG dilaksanakan selama dua hari dan mengalami peningkatan dalam jumlah peserta.
"Tahun ini peningkatan peserta mengalami kenaikan, dimana dari lomba tingkat anak-anak sampai dewasa meliputi lomba macepat yang diikuti 12 pasang peserta, kidung delapan kelompok, sloka enam pasang, kekawin 17 pasang dan palewakya sebanyak 17 pasang peserta," katanya
Sementara Camat Denpasar Utara Nyoman Lodra mengatakan, UDG Denpasar Utara kali ini bertujuan agar para peserta bisa melestarikan budaya dan meningkatkan derajat dari warisan nenek moyang, yakni tentang nyanyian-nyanyian suci agama Hindu.
"Kami harapkan melalui UDG ini para peserta bisa mengamalkan nilai-nilai dari nyanyian-nyanyian suci tersebut, serta merupakan salah satu cara melestarikan bahasa Bali sebagai bahasa ibu dan juga sebagai yoga sastra sebagai `sarada bakti` atau persembahan kehadapan Tuhan," katanya. (WDY)