Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung, Bali melestarikan seni tradisi dan mengembangkan kebudayaan Bali melalui kegiatan Utsawa Dharma Gita tingkat Kabupaten Badung tahun 2024.
“Kegiatan ini melombakan 38 bidang yang diikuti 444 orang peserta dari seluruh wilayah Badung sebagai upaya untuk melestarikan seni Dharma Gita sebagai warisan budaya Bali yang adiluhung,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung I Gede Eka Sudarwitha di Mangupura, Rabu.
Ia mengatakan Ustawa Dharma Gita Tahun 2024 mengusung tema bertajuk “Adi Ripta Jaladi Mahalango” yang mengandung makna pentingnya menggali dan memahami sastra suci (Adi Ripta) sebagai jalan menuju kebijaksanaan tertinggi.
“Kami berharap agar pelaksanaan Utsawa Dharma Gita ini juga dapat terus ditingkatkan dan menjadi upaya dari pelestarian dan pengembangan sastra agama Hindu, dan sastra budaya bali yang adiluhung,” kata dia.
Gede Eka Sudarwitha menjelaskan pihaknya melalui kegiatan tersebut juga berupaya untuk melestarikan kekayaan sastra Bali dan agama Hindu agar dapat semakin memasyarakat dan dapat diimplementasikan dalam berbagai pembinaan-pembinaan yang dilakukan oleh lima unsur.
“Unsur tersebut di antaranya adalah pemerintah, unsur kelembagaan, PHDI, Majelis Desa Adat, kemudian dari unsur peserta itu sendiri, unsur masyarakat dan komponen-komponen yang lain," kata dia.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Badung I Nyoman Sujendra menambahkan pihaknya berkomitmen untuk terus melestarikan dan mengembangkan adat, tradisi, seni dan budaya melalui kegiatan pembinaan, pelatihan, konservasi, rekonstruksi, festival, dan lomba-lomba.
Menurut dia, perihal tersebut merupakan amanat Undang-Undang Nomor 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.
“Kegiatan ini melombakan 38 bidang yang diikuti 444 orang peserta dari seluruh wilayah Badung sebagai upaya untuk melestarikan seni Dharma Gita sebagai warisan budaya Bali yang adiluhung,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung I Gede Eka Sudarwitha di Mangupura, Rabu.
Ia mengatakan Ustawa Dharma Gita Tahun 2024 mengusung tema bertajuk “Adi Ripta Jaladi Mahalango” yang mengandung makna pentingnya menggali dan memahami sastra suci (Adi Ripta) sebagai jalan menuju kebijaksanaan tertinggi.
“Kami berharap agar pelaksanaan Utsawa Dharma Gita ini juga dapat terus ditingkatkan dan menjadi upaya dari pelestarian dan pengembangan sastra agama Hindu, dan sastra budaya bali yang adiluhung,” kata dia.
Gede Eka Sudarwitha menjelaskan pihaknya melalui kegiatan tersebut juga berupaya untuk melestarikan kekayaan sastra Bali dan agama Hindu agar dapat semakin memasyarakat dan dapat diimplementasikan dalam berbagai pembinaan-pembinaan yang dilakukan oleh lima unsur.
“Unsur tersebut di antaranya adalah pemerintah, unsur kelembagaan, PHDI, Majelis Desa Adat, kemudian dari unsur peserta itu sendiri, unsur masyarakat dan komponen-komponen yang lain," kata dia.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Badung I Nyoman Sujendra menambahkan pihaknya berkomitmen untuk terus melestarikan dan mengembangkan adat, tradisi, seni dan budaya melalui kegiatan pembinaan, pelatihan, konservasi, rekonstruksi, festival, dan lomba-lomba.
Menurut dia, perihal tersebut merupakan amanat Undang-Undang Nomor 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.
“Oleh karena itu, kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah menyelenggarakan kegiatan Utsawa Dharma Gita dan menjadikan kegiatan ini sebagai bukti keseriusan Pemerintah Kabupaten Badung dalam hal pembangunan berbasis budaya,” kata dia.