Jakarta (Antara Bali) - Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta komitmen
dunia internasional dalam menghadapi pengungsi Rohingya yang berasal
dari Myanmar dan Bangladesh agar tanggung jawab tersebut tidak
dibebankan hanya kepada Republik Indonesia.
"Wapres telah meminta komitmen dari masyarakat internasional untuk
benar-benar bekerja sama," kata Deputi Sekretariat Wapres Bidang Politik
Dewi Fortuna Anwar, setelah Wapres Jusuf Kalla bertemu dengan
perwakilan UNHCR (Badan Pengungsi PBB) di kantor Wapres, Jakarta, Rabu.
Menurut dia, bila Indonesia menerima dengan tangan terbuka seluruh
pengungsi tanpa ada bantuan dari internasional itu akan menjadi beban
sosial dan ekonomi yang dapat dinilai tidak adil bila hanya dibebankan
kepada RI. Dengan demikian, hal ini juga menjadi dilema karena bila pengungsi
ditolak dapat dituduh kejam dan melanggar prinsip-prinsip kemanusiaan.
Sementara itu, perwakilan UNHCR Thomas Vargas mengatakan, pihaknya
telah berdiskusi dengan baik dengan Wapres RI dan UNHCR menyampaikan
pentingnya negara-negara untuk menolong pengungsi.
Selain itu, ujar Thomas Vargas, negara-negara tersebut juga harus
saling membagi tanggung jawab dan bekerja sama guna mengatasi
permasalahan tersebut. UNHCR juga bekerja sama erat dengan berbagai
mitra di lapangan. "Sangat penting pertama untuk menolong, kemudian menyediakan solusi yang layak," kata perwakilan UNHCR.
Sebelumnya, PBB pada Selasa (19/5) mendesak Indonesia, Malaysia dan
Thailand menggelar penyelamatan bagi pengungsi, yang terkatung-katung di
lautan, dan membolehkan mereka mendarat.
Menurut badan PBB untuk pengungsi (UNHCR), sekitar 4.000 pengungsi
dari Myanmar dan Bangladesh berjuang mempertahankan hidup di perahu
dengan cadangan makanan terbatas. Setengah di antara mereka sudah 40 hari terkatung-katung di laut
dengan berdesakan dalam lima kapal di dekat garis pantai Myanmar dan
Bangladesh. (WDY)
Wapres Minta Komitmen Dunia Internasional Tangani Pengungsi
Rabu, 20 Mei 2015 15:37 WIB