Karangasem (Antara Bali) - Matadagangan jambu mete hasil produksi perkebunan di Kabupaten Karangasem, Bali, berhasil menembus pasaran negara-negara Eropa, yang volumnya setiap tahun meningkat rata-rata 15 persen.
"Selama empat tahun terakhir matadagangan bernilai ekonomis itu menembus pasaran mancanegara," kata Direktur PT PMA, R Heariang ketika melihat dari dekat lokasi mete organik di Kubu, Bali, Jumat.
Ia menjelaskan, jambu mete Bali timur itu mulai menembus pasaran Eropa pada 2007 sebanyak 60 ton, meningkat menjadi 100 ton pada 2008 dan bertambah lagi menjadi 140 ton pada 2009.
"Dalam tahun 2010 ini diharapkan mampu mengapalkan 200 ton biji jambu mete," ujar Heariang saat bertemu dengan petani jambu mete di Kecamatan Kubu.
Ia menambahkan, jambu mete yang didatangkan secara khusus dari Bali itu dimanfaatkan sebagai bahan baku membuat makanan ringan maupun campuran berbagai jenis bumbu seperti untuk jenis makanan Sele atau Keju Krim.
Sementara makanan dari bahan baku kulit dari mete merupakan produk baru yang cukup diegemari masyarakat Eropa.
Kecamatan Kubu yang kondisinya kritis, menurut Heariang, merupakan lokasi paling cocok untuk pengembangan jambu mete, karena memiliki kondisi normal kering selama empat sampai lima bulan.
Kondisi itu menjadikan tanaman mete bisa berbunga bagus dan gelondongannya berkembang dengan baik. Saat ini PT PMA telah menjalin kerja sama dengan kelompok tani dalam wadah Subak Abian.
Dari kerja sama tersebut diharapkan mampu meningkatkan mutu produksi jambu mete sesuai kriteria internasional mete organik 100 persen.
Ketua Kelompok Tani Jambu Mete Buana Kusuma Kubu Minget Ardiasa menyambut baik terobosan yang dilakukan, dengan harapan produksi jambu mete Bali timur mampu bersaing di pasar global.
Kelompok Tani Subak Abian merintis penanaman komoditi mete dan menerapkan proses pupuk organik sejak 1993, dengan 97 anggota.
Seluruh anggota kelompok bersepakat melakukan penjualan produksi mete secara bersama dengan perusahaan PT PMA yang berpusat di Tangerang, namun memiliki pabrik pengolahan di Karanganyar Kubu.
Tekad melakukan pola organik secara total sejak 2006 menyusul program konversi selama dua tahun dari IMO Swiss yang melakukan evaluasi menyeluruh dan baru tahun 2007 berhasil melaksanakan secara penuh.
PT PMA yang melakukan pembinaan intensif melakukan sertifikasi kembali pada Subak Abian Buana Kusuma, Tunas Mekar, Giri Celagi dan Pule Sari, yang seluruhnya dinyatakan lolos memiliki produksi mete organik yang bisa dibeli PT. PMA.(*)