Jakarta (Antara Bali) - Nigeria menyatakan tertarik dan ingin belajar soal
koperasi pengelola Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) dalam
mendukung kemandirian energi di Indonesia.
"Konsep pengembangan
soal koperasi yang menjadi pengelola PLTMH menjadi bahan diskusi paling
hangat pada saat Delegasi Nigeria studi banding ke Kementerian Koperasi
dan UKM," kata Deputi Bidang Produksi Kementerian Koperasi dan UKM I
Wayan Dipta di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan program yang
dikembangkan Kementerian Koperasi dan UKM sejak beberapa tahun lalu itu
memang terbukti mampu mendorong pengembangan perekonomian pedesaan
menjadi lebih berdaya melalui akses energi.
Hal itu kata Wayan
sekaligus menjadi referensi global yang berkaitan dengan pengembangan
listrik pedesaan berbasis energi terbarukan khususnya PLTMH.
"Energi
terbarukan yang dikelola koperasi mampu menggerakkan perekonomian suatu
desa, karena dengan adanya energi tersebut, nilai tambah komoditas
lokal meningkat," katanya.
Ia menambahkan, melalui koperasi, pemeliharaan PLTMH dan lingkungan dapat dikelola lebih baik.
Salah
satu contohnya, di Sumbawa NTB dan Manggarai Timur NTT, sebelum
dibangun PLTMH kopi hutan hanya dijual sebagai komoditas, dengan adanya
PLTMH kopi tersebut dapat diolah dan ditingkatkan nilai tambahnya.
Salah
satu program Kementerian Koperasi dan UKM adalah Pengembangan Usaha
Koperasi di Bidang Energi Baru Terbarukan PLTMH melalui pemberian
bantuan kepada koperasi berupa pembangunan infrastruktur PLTMH yang
dikelola koperasi untuk menggerakkan perekonomian setempat.
"Dalam
rangka membangun `sense of belonging`, pembangunan infrastruktur PLTMH
tersebut melibatkan masyarakat setempat serta sharing pembiayaan dari
Pemerintah Daerah untuk memenuhi kebutuhan anggaran pembangunan serta
bantuan sarana atau teknologi produksi," katanya.
Koperasi
menjadi pengelola karena dengan dimiliki dan dikelola oleh koperasi,
berarti potensi lokal telah dimanfaatkan oleh anggota dan masyarakat
sekitar dan hasilnya juga akan dinikmati untuk meningkatkan
kesejahteraan anggota masyarat tersebut.
Belum lama ini Institut
Indonesia untuk Ekonomi Energi (IIEE) menjadi organisasi mitra kunjungan
dari Delegasi Nigeria NESP (Nigerian Energy Support Program) yang
mengadakan kunjungan kerja ke Indonesia pada 23 Januari - 1 Februari
2015.
Maksud kunjungan delegasi Nigeria yang terdiri dari 20
orang pejabat pemerintah Nigeria dan perwakilan GIZ ini adalah untuk
berdiskusi dengan pejabat pemerintah di Indonesia terkait upaya dan
program pelistrikan desa di Indonesia.
Nigerian Energy Support
Programme (NESP) adalah program yang didanai European Union (EU) dan
German Federal Ministry for Economic Cooperation and Development (BMZ)
dalam rangka meningkatkan akses listrik di Nigeria.
Program ini
terdiri dari empat unit yaitu Reformasi Kebijakan, Efisiensi Energi,
Listrik Pedesaan dan Akses Energi Berkelanjutan, serta Pengembangan
Kapasitas dan Training.
Program ini bertujuan untuk memperbaiki
kondisi untuk implementasi dan investasi di bidang energi terbarukan,
listrik pedesaan dan efisiensi energi.(WDY)
Nigeria Ingin Belajar Koperasi PLTMH dari Indonesia
Rabu, 4 Februari 2015 15:36 WIB