Wellington (Antara Bali/AFP) - Mantan pegawai intelijen Amerika Serikat
Edward Snowden dan pendiri WikiLeaks yang menjadi buruan, Julian
Assange, pada Senin bergabung untuk menyerang pemerintahan Selandia Baru
dengan menuduh Wellington melancarkan pengintaian massal terhadap
rakyatnya.
Menurut mereka, pengintaian oleh pemerintahan
Selandia Baru itu berlangsung lima hari sebelum negara tersebut
menyelenggarakan pemilihan umum.
Pemunculan kedua sosok
yang menjadi buruan itu secara bersama-sama, meskipun hanya melalui
saluran satelit, merupakan bagian dari acara "Momen Kebenaran" yang
diselenggarakan oleh Kim Dotcom.
Dotcom adalah konglomerat
Internet yang sedang menghadapi upaya ekstradisi dari Selandia Baru ke
Amerika Serikat untuk dihadapkan pada tuntutan hukum terkait pembajakan
dunia maya.
Dotcom, yang berkampanye agar pemerintahan
Perdana Menteri John Key yang dipimpin partai berhaluan tengah-kanan,
Partai Nasional, dicopot pada Sabtu, telah berjanji beberapa pekan lalu
bahwa ia akan mengeluarkan kabar "menghebohkan" sebelum pemilihan.
Snowden, yang muncul dalam siaran langsung dari Moskow --tempat ia
mendapat izin tinggal selama tiga tahun, menyatakan bahwa badan Keamanan
Nasional Amerika Serikat (NSA) memiliki fasilitas di Selandia Baru.
Ia mengatakan bahwa selama ia masih bertugas sebagai analis untuk
NSA, dirinya secara berkala menjalin komunikasi dengan pihak Selandia
Baru dan Selandia Baru juga memiliki salah satu jaringan sensor di
seluruh dunia, yang memungkinkannya mendapatkan akses ke surat-surat
elektronik.
Assange, yang berbicara dari kedutaan Ekuador
di London --tempatnya berlindung selama tiga tahun, menyebut peranan
Selandia Baru dalam jaringan intelijen Lima Mata bersama Amerika
Serikat, Inggris, Kanada dan Australia.
Wartawan
investigasi AS Glenn Greenwald, yang muncul dalam siarang langsung di
sebuah forum di Auckland Town Hall, mengatakan pemerintahan Key telah
berencana menggunakan undang-undang yang disahkan tahun lalu untuk
memperluas pengumpulan data intelijen mereka.
Ia mengatakan mereka telah menyelesaikan tahap pertama dalam memasuki kabel telekomunikasi di negara tersebut.
Namun, menjelang acara itu Key telah mengeluarkan serangkaian
laporan bahwa ia mengatakan pihaknya akan membalas "kesalahan informasi"
soal bagaimana Biro Keamanan Komunikasi Pemerintahan Selandia Baru
(GCSB) bekerja.
"Tidak ada, dan tidak pernah ada, akses kabel program pengintaian yang beroperasi di Selandia Baru," kata Key.
"Tidak ada, dan tidak pernah ada pengintaian massal yang dilakukan terhadap masyarakat Selandia Baru oleh GCSB."
Key juga menepis surat elektronik yang dimaksudkan untuk
menunjukkan bahwa ia terlibat dalam rencana untuk membuat Dotcom --yang
berasal dari Jerman-- tinggal di Selandia Baru agar ia dapat
diekstradisi ke Amerika Serikat. (WDY)
Snowden, Assange Gabung Dotcom Serang Pemerintah Selandia Baru
Selasa, 16 September 2014 9:37 WIB