Jakarta (Antara Bali) - Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan
kalangan pengusaha harus maklum atas adanya kenaikan tarif dasar listrik
(TDL) karena untuk mengurangi beban anggaran APBN.
"Diikuti saja karena pada akhirnya kita harus mendapatkan harga yang
paling ideal. Jangan malah pemerintah memberikan subsidi pada listrik,
BBM terlalu besar. Kalau semua sudah mencapai harga keekonomian, akan
lebih 'sehat'. Subsidi nantinya bisa diberikan pada masyarakat miskin,"
kata Hidayat saat ditemui di sela-sela peringatan hari kemerdekaan
Negara Uzbekistan, di Jakarta, Senin (1/9) malam.
Menurut dia, skema kenaikan TDL sudah diperhitungkan seringan mungkin
dengan adanya kenaikan bertahap. "Itu sudah dibuat seringan mungkin.
Bertahap sampai beberapa kali," katanya.
Pihaknya pun meyakini sebagian besar kalangan pengusaha bisa mengerti adanya kenaikan TDL.
Kenaikan TDL tahap kedua dilakukan pada 1 September, setelah sebelumnya
kenaikan TDL tahap pertama pada 1 Juli lalu. Tahap terakhir kenaikan
akan dilakukan pada 1 November mendatang dimana tarif keenam golongan
pelanggan sudah sesuai keekonomian atau tidak mendapat subsidi lagi.
Kenaikan TDL dua bulan sekali tersebut dilakukan dengan besaran antara 5,36-11,57 persen.
Enam golongan pelanggan yang terkena kenaikan tarif listrik yakni rumah
tangga R1 (1.300 VA), rumah tangga R1 (2.200 VA), rumah tangga R2 (3.500
- 5.500 VA), golongan pelanggan industri I3 nonterbuka, golongan
penerangan jalan umum P3 dan pemerintah P2 (di atas 200 kVA). (WDY)
Menperin Minta Pengusaha harus Maklumi Kenaikan TDL
Selasa, 2 September 2014 7:29 WIB