Denpasar (Antara Bali) - Harga hasil sejumlah komoditas perkebunan rakyat di tingkat petani di Provinsi Bali mulai merangkak naik, terutama untuk ekspor, seperti kakao, vanili, dan kopi.
"Adanya kenaikan harga di tingkat petani, tentu akan membawa perbaikan kesejahteraan masyarakat di daerah perdesaan," kata Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Bali, I Dewa Made Buana Duwuran di Denpasar, Kamis.
Menurut dia, tanda-tanda kenaikan harga tersebut terlihat mulai akhir Mei 2014, seperti kopi arabika dari Rp35.000 menjadi Rp38.000 per kilogram dan kopi robusta dari Rp25.000 menjadi Rp26.000 per kilogram.
Kakao hasil perkebunan rakyat Bali yang mulai memasuki pasar ekspor juga mengalami kenaikan dari Rp34.200 menjadi Rp35.800 per kilogram pada akhir Mei 2014. "Penambahan nilai jual tersebut cukup berarti bagi masyarakat pekebun di daerah perdesaan," ujarnya.
Vanili hasil petikan petani Bali yang sebagian besar dikapalkan untuk memenuhi permintaan konsumen di Amerika Serikat tersebut juga mengalami kenaikan di tingkat petani dari Rp25.000 menjadi Rp30.000 per kilogram.
Sedangkan vanili kering yang sudah siap ekspor masih tetap stabil yakni Rp100.000 per kilogram sepanjang 2014 dan Bali sendiri baru memperdagangkan kopi, kakao, dan vanili ke pasar antarbangsa dengan perolehan devisanya cukup bagus.
Dewa Made Buana mengakui bahwa kakao produksi petani daerah ini baru memulai memasuki pasar ekspor dengan tujuan utama Amerika Serikat, Australia, dan Jerman tentu dalam jumlah masih terbatas yakni masih dalam belasan ton per bulan.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali melaporkan bahwa realisasi perdagangan luar negeri berupa kakao baru tercatat sebanyak 29,3 ton yang dikapalkan ke pasar ekspor dengan harga 284.472 dolar AS selama tiga bulan I-2014.
Perolehan devisa tersebut ternyata mampu menyalip dari hasil perdagangan Kopi Bali yang selama ini sudah memasuki pasar mancanegara terutama ke Jepang, Prancis dan Negara Eropa lainnya yang hanya 238.757 dolar hasil pengapalan 5.382 dolar.
Masuknya Kakao ke pasar ekspor menyababkan perolehan devisa dari sektor perkebunan Bali mencapai 523.644 dolar selama Januari-Maret 2014, atau bertambah 180 persen jika dibandingkan hasil perdagangan periode sama sebelumnya hanya 187.385 dolar. (WDY)
Harga Hasil Perkebunan di Bali Merangkak Naik
Kamis, 5 Juni 2014 8:59 WIB