Batu (Antara Bali) - Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro) menilai Bali potensial untuk pengembangan varietas apel karena memiliki lahan yang cocok di antaranya di Kintamani, Kabupaten Bangli.
"Ini potensi bagi Bali salah satunya yang cocok itu di Kintamani," ujar Kepala Seksi Pelayanan Teknis dan Jasa Penelitian Balitjestro Dr Anang Triwiratno ketika memberikan pemaparan dalam Media Informasi Pembangunan Pemprov Bali di Kota Batu, Jawa Timur, Kamis.
Menurut Anang, selain di Kintamani, tanaman apel juga cocok tumbuh di kawasan Bedugul di Kabupaten Tabanan. Tanaman apel, ucap dia, baru bisa tumbuh pada ketinggian sekitar 700 hingga 1.300 meter di atas permukaan laut agar dapat tumbuh dan berbuah.
Dia mengungkapkan sekitar tahun 1970 sudah ada upaya mengembangkan buah apel di Kintamani, Bali. Namun budidaya itu belum membuahkan hasil karena sumber daya manusia yang belum terampil dan terlatih pada saat itu.
Anang menjelaskan apel merupakan tanaman yang tumbuh di negara-negara dengan empat musim sehingga saat musim gugur, maka daun apel akan berguguran secara alami kemudian tumbuh bunga dan selanjutnya buah.
Untuk dapat tumbuh di Indonesia dengan dua musim maka perlu disiasati lewat bantuan manusia dengan cara menggugurkan daun-daun secara manual. "Dulu apel di Kintamani tidak mau berbuah karena pembuangan daun tidak dilakukan," ucap Anang.
Nantinya setelah daun-daun digugurkan secara manual, maka sekitar sebulan setelahnya pohon apel tanpa daun itu akan keluar bunga dan berbuah. "Jadi itu pembelajaran saja bahwa sumber daya manusia yang belum cukup terampil harus dilatih, intinya pelatihan," ujarnya.
Di kawasan Malang Raya, kata dia, yang meliputi Kota Batu, Kabupaten Malang dan Kota Malang, para petani apel telah menerapkan metode penguguran daun apel secara manual. Indonesia, lanjut Anang, memiliki 48 varietas apel yang tersebar di seluruh Indonesia utamanya di daerah dataran tinggi.
Sementara itu Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemerintah Provinsi Bali Dewa Putu Eka Wijaya Wardana ditemui dalam kesempatan yang sama mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan koordinasi kepada dinas terkait pengembangan apel pada lahan tertentu.
"Kami akan koordinasi dengan Dinas Pertanian dan Perkebunan agar lahan sentra yang memungkinkan (ditanami apel) itu bisa dikembangkan dan kembali lagi sumber daya manusianya harus mau melaksanakan arahan penyuluh," ucapnya.
Sementara itu terkait penyediaan lahan yang cocok bagi tanaman apel, pihaknya siap mengakomodasi masyarakat khususnya kelompok tani dengan cara sewa apabila lahan itu merupakan aset Pemerintah Provinsi Bali.
Sedangkan bagi lahan yang selama ini menjadi sentra komoditas pertanian lain salah satunya stroberi di Bedugul dan dinilai cocok juga dikembangkan apel, pihaknya akan melakukan komunikasi kepada masyarakat untuk sinergi dengan tanaman apel.
"Bedugul itu trennya stroberi, bagaimana mengubah pemikiran dan pemahaman agar bisa bersinergi dengan apel," katanya. (Dwa)