Denpasar (Antara Bali) - Harga beberapa jenis buah di pasar tradisional di Denpasar, Bali, masih terpantau tinggi menjelang Hari Raya Kuningan, Sabtu (17/9).
"Kemungkinan setelah hari raya, harga beberapa buah sudah mulai normal," kata seorang pedagang pisang di Pasar Badung, Denpasar, Nur Rahayu, Selasa.
Menurut dia, harga pisang bervariasi seperti harga pisang raja, misalnya, per biji mencapai Rp2.500,00 atau naik Rp1.000,00 dari harga pada hari biasa yang mencapai Rp1.500,00 per biji.
Ia menjelaskan bahwa kenaikan harga itu bukan hanya karena momentum hari raya, melainkan karena sebagian besar pisang yang dijual di Bali masih didatangkan dari Jawa Timur, seperti dari Lumajang dan Banyuwangi.
Hal senada juga dikemukakan pedagang pisang lain di Pasar Badung, Sriasih, yang menjual pisang raja per biji mencapai Rp2.500,00.
Buah utama dalam keperluan upakara tersebut didatangkan dari Pulau Jawa karena dinilainya pasokan pisang dari luar Bali lebih banyak daripada pisang yang diproduksi di Pulau Dewata.
Harga sejumlah buah di pasar tradisional di Bali sudah mulai naik menjelang Hari Raya Galungan yang jatuh pada hari Rabu (7/9).
Pedagang buah lainnya, Agustini, menjelaskan bahwa untuk buah lokal harganya masih tergolong tinggi, di antaranya apel malang yang dibanderol Rp40 ribu/kilogram.
Beberapa harga buah juga tergolong masih tinggi, di antaranya buah manggis yang dibanderol Rp40 ribu/kg meskipun dirinya mengklaim harga tersebut sudah turun dari harga sebelum Hari Raya Galungan sebesar Rp45 ribu/kg.
Namun, untuk beberapa harga impor terbilang lebih murah daripada buah lokal tersebut karena pasokan yang membeludak menyebabkan harga buah impor tersebut merosot.
Agustini mengatakan bahwa harga apel fuji, misalnya, dijual Rp25 ribu/kg dan apel merah Rp35 ribu/kg.
"Soalnya pasokannya banyak jadi harganya lebih murah," katanya.
Meski sejumlah keperluan upacara, khususnya buah harganya masih terpantau tinggi, sejumlah konsumen mengaku tidak bisa berbuat banyak karena untuk keperluan hari raya.
Salah satu hal yang dilakukan adalah dengan menghemat pembelian buah agar keperluan lain bisa dibeli.
"Pada hari raya mau bagaimana lagi? Jadi, saya menghemat, misalnya harusnya beli sekilo jadi setengah kilo saja," ucap Mahartini, pembeli. (WDY)