Denpasar (Antara Bali) - Andil sub sektor tanaman perkebunan rakyat (NTP-Pr) dalam pembentukan nilai tukar petani di Bali menurun 1,44 persen dari 106,01 persen pada Maret 2014 menjadi 104,48 persen pada April 2014.
Kondisi tersebut akibat turunya indeks yang diterima petani sebesar 1,39 persen, sedangkan indeks yang dibayar petani mengalami kenaikan 0,05 persen, kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panusunan Siregar di Denpasar, Selasa.
Ia mengatakan, turunya indeks yang diterima petani didorong oleh menurunnya harga komoditas kakao sebesar -2,54 persen, cengkeh -2,34 persen dan kopi -1,05 persen.
Sementara itu kenaikan indeks yang dibayar petani berkat naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,01 persen serta biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) 0,18 persen.
Panusunan Siregar menjelaskan, subsektor tanaman perkebunan merupakan salah satu dari lima komponen pembentukan NTP Bali. Dari lima komponen itu tiga di antaranya mengalami penurunan dan dua terjadi peningkatan.
Ketiga komponen yang mengalami penurunan selain subsektor perkebunan juga subsektor tanaman pangan dan subsektor peternakan.
Sedangkan ke dua komponen yang mengalami kenaikan adalah subsektor hortikultura dan sub sektor perikanan.
NTP Bali pada April 2014 sebesar 103.82 persen, turun 0,49 persen dibanding bulan sebelumnya yang mencapai 104,33 persen, ujar Panusunan Siregar. (WDY)
Perkebunan Bentuk NTP Bali Turun 1,44 Persen
Selasa, 6 Mei 2014 7:29 WIB