Sentul, Jawa Barat
(Antara Bali) - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) bersama para
pemangku kepentingan olahraga membahas masa depan Pusat Pendidikan,
Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) Hambalang dalam rapat
koordinasi kelompok kerja di Sentul, Jawa Barat, Selasa.
Saat membuka rapat koordinasi yang berlangsung di sebuah hotel di
komplek Sirkuit Sentul, Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga Yuli
Mumpuni Widarso menegaskan bahwa tidak ada pembicaran lain kecuali
membahas masa depan proyek yang dihentikan sejak setahun lalu itu akibat
skandal korupsi.
Dalam rapat tersebut, sama sekali tidak disinggung persoalan politik
dan hukum yang saat ini menyandera pembangunan proyek olahraga terpadu
seluas 32 hektare itu.
"Terlepas dan masalah politik maupun hukum yang terjadi selama ini,
nasib proyek Hambalang harus segera diputuskan. Semua insan olahraga
sangat menginginkan pusat olahraga seperti yang direncanakan. Kita para
pemangku kepentingan olahraga harus segera menentukan mau diapakan
proyek Hambalang," kata Yuli.
Sebelum menggelar rapat, mantan duta besar RI di Aljazair itu
sengaja mengundang para narasumber untuk menyaksikan langsung kondisi
komplek Hambalang yang terbengkalai.
Berdasarkan pemantauan Antara yang ikut dalam rombongan, beberapa
gedung tampak dalam kondisi memprihatinkan, seperti proyek gedung serba
guna dengan besi baja yang sudah berkarat.
Di bagian lain, bangunan asrama untuk siswa Sekolah Menengah Atas
sudah terpasang AC, meski pembangunan gedung tersebut belum tuntas.
Menurut keterangan petugas dari pihak pengembang, dari 22 rencana
bangunan, mulai dari bangunan sekolah, gedung olahraga serta sarana
penunjang lainnya, baru tujuh di antaranya yang sudah dibangun dengan
realisasi 50-93 persen.
"Yang perlu diputuskan sekarang adalah mau diapakan bangunan yang
sudah selesai, dan bagaimana dengan rencana pembangunan fasilitas
lainnya. Walau bagaimana pun, proyek yang bernilai ratusan miliar dari
uang rakyat tersebut jangan sampai terbuang sia-sia," ucap Yuli.
Beberapa hal yang akan dibahas, menurut Yuli adalah akan diapakan
bangunan yang sudah mencapai lebih dari 90 persen, diatas 50 persen dan
dibawah 40 persen.
Melihat kondisi tanah yang dibeberapa lokasi masih labil dan
berpotensi longsor, Yuli menegaskan bahwa hal yang realistis bila
melihat kondisi yang ada adalah menuntaskan pembangunan tujuh bangunan
yang hampir rampung, dan disaat lain melakukan rekayasa teknis untuk
memperkuat struktur tanah yang rawan longsor.
Sementara Timmy Iriawan, seorang arsitek profesional yang menjadi
salah satu narasumber menyatakan bahwa ia sangat optimistis proyek pusat
olahraga di Hambalang bisa menjadi prototipe pusat pelatihan di daerah
lain.
"Soal tanah yang rawan longsor bisa disiasati dengan membangun kolam
penampung air untuk menjaga agar tanah di daerah yang miring tidak
basah dan tidak menjadi lunak," ungkapnya.
Paulus Pesurney, narasumber dari Program Indonesia Emas (Prima)
memberikan pandangan soal keberadaan proyek Hambalang dikaitkan dengan
peningkatan prestasi atlet.
"Pembangunan proyek Hambalang jelas sangat diperlukan jika kita
berbicara tentang peningkatan prestasi olahraga di Tanah Air. Menurut
saya, pusat fasilitas olahraga tidak hanya di Hambalang, seharusnya
setiap kecamatan punya pusat olahraga," ujarnya.
"Bagaimana bisa meningkatkan prestasi di nomor loncat tinggi,
misalnya, kalau kita tidak punya sarana untuk itu?" katanya,
menambahkan. (WRA)
Kemenpora Bahas Nasib Proyek Hambalang
Selasa, 10 September 2013 21:24 WIB