Denpasar (ANTARA) - Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Bali membantu masyarakat Kampung Wisata Kota Surakarta melalui penguatan pengemasan produk wisata dan pemasarannya.
“Kegiatan ini bertujuan memperkuat produk dan strategi pemasaran pariwisata berbasis komunitas untuk mendukung pembangunan destinasi berkelanjutan,” kata Direktur Politeknik Pariwisata Bali Dr. Drs. Ida Bagus Putu Puja M.Kes di Denpasar, Senin.
Ia menjelaskan program bertajuk Pelatihan Penguatan Produk dan Pemasaran Pariwisata Berkelanjutan Berbasis Komunitas ini merupakan bagian dari agenda tridharma perguruan tinggi yang menitikberatkan pada pemberdayaan masyarakat.
Pelatihan difokuskan pada pengemasan produk wisata budaya dan peningkatan kapasitas pemasaran digital agar lebih kompetitif di tingkat nasional maupun global.
Kegiatan pelatihan pengemasan produk dan pemasaran digital ini diinisiasi oleh Jurusan Kepariwisataan Poltekpar Bali di bawah koordinasi Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M).
Kegiatan ini melibatkan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta sebagai mitra strategis serta diikuti oleh 30 peserta yang terdiri dari pengelola kampung wisata, pelaku UMKM, dan anggota Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis).
Direktur Poltekpar Bali mengatakan program berlangsung selama dua hari sebagai tindak lanjut dari kegiatan penjajakan yang dilakukan pada akhir September 2025 lalu.
“Pelaksanaan PKM ini didorong oleh kebutuhan masyarakat akan penguatan kapasitas dalam mengelola potensi budaya menjadi produk wisata unggulan,” ujarnya.
Meski memiliki kekayaan budaya dan seni tradisional, sebagian komunitas di Kampung Wisata Kota Surakarta masih menghadapi tantangan dalam hal pengemasan produk, pemasaran digital, dan kolaborasi antar pelaku pariwisata.
Melalui kegiatan ini, Poltekpar Bali berupaya menjembatani pengetahuan akademik dengan praktik lapangan, sekaligus mendukung visi pembangunan pariwisata yang berkelanjutan dan inklusif.
“Melalui pelatihan ini, kami berharap peserta dapat mengembangkan produk wisata berbasis budaya, membangun brand destinasi yang autentik, serta memanfaatkan teknologi digital untuk memperluas jangkauan pasar. Inilah bentuk nyata kolaborasi antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat demi kemajuan pariwisata Indonesia yang berakar pada kearifan lokal namun berwawasan global,” kata Ida Bagus Putu Puja.
Ketua pelaksana I Nengah Wirata, S.E., M.Par., menambahkan bahwa kegiatan ini menjadi wujud nyata kontribusi perguruan tinggi vokasi dalam pengembangan destinasi wisata berbasis komunitas.
“Kami berharap pelatihan ini dapat memberikan manfaat yang konkret bagi kemajuan Kampung Wisata Kota Surakarta, sinergi antara dunia pendidikan dan masyarakat merupakan fondasi penting untuk menciptakan transformasi pariwisata yang positif, berdaya saing, dan berkelanjutan,” kata dia.
Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta Siti Khotimah, S.Sos. M.M mengapresiasi program ini karena kolaborasi ini merupakan langkah penting untuk memperkuat kampung wisata di Surakarta.
“Kami berharap kegiatan semacam ini terus berlanjut agar masyarakat semakin siap bersaing di sektor pariwisata berkelanjutan,” ujarnya.
Adapun metode pelaksanaan kegiatan menggunakan pendekatan participatory action learning, dimana peserta aktif berdiskusi, berbagi pengalaman, serta melakukan praktik langsung dalam penyusunan paket wisata dan strategi pemasaran digital.
Materi disampaikan melalui ceramah interaktif, studi kasus, dan workshop oleh fasilitator dari kalangan akademisi, pemerintah, dan komunitas budaya lokal.
Evaluasi dilakukan di akhir kegiatan untuk menilai peningkatan pemahaman dan keterampilan peserta.
Poltekpar Bali berharap lewat kegiatan ini komunitas wisata di Surakarta dapat mengembangkan produk wisata yang lebih kreatif dan adaptif terhadap tren pasar, serta mampu memanfaatkan teknologi digital untuk memperluas jangkauan promosi.
