Mangupura (ANTARA) - Seniman Sanggar Seni Paras Paros, Banjar Ketapang, Desa Adat Kedonganan, Kabupaten Badung, menampilkan Pagelaran Barong Landung bertajuk “Pula-Pala” dalam rangkaian Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVII.
“Penampilan ini mengandung pesan filosofis yang dalam. Pula-Pala berarti segala yang tumbuh berawal dari benih yang ditanam. Pesan ini menjadi pengingat bahwa apa yang ditanam dalam pikiran, diucapkan dalam kata, dan dilakukan dalam perbuatan akan kembali sebagai buah kehidupan,” ujar koordinator pagelaran Wayan Adi Saputra di Mangupura, Minggu.
Ia mengatakan pagelaran “Pula-Pala” digali dari kearifan lokal masyarakat pesisir Kedonganan sesuai situasi kehidupan sehari-hari masyarakat setempat.
“Kami mencoba mengangkat kearifan yang ada di desa kami, dan mentransformasikannya ke dalam karya seni. Ini adalah cara kami merawat budaya dan menyampaikan pesan penting, yakni manusia harus menjaga alam, maka alam pun akan menjaga kita,” jelas dia.
Wayan Adi Saputra mengungkapkan pihaknya mengapresiasi Pemkab Badung dan Dinas Kebudayaan Provinsi Bali yang telah memberikan ruang bagi seniman lokal untuk terus berkarya.
“Adanya kategori Barong Landung dalam PKB tahun ini membuat kami sangat antusias. Kami sangat berterima kasih karena sudah difasilitasi untuk mengekspresikan seni dan tradisi kami,” ungkap dia.
Ia menambahkan proses kreatif menuju pentas ini dimulai sejak April hingga Juni 2025. Selama tiga bulan, para seniman terlibat dalam latihan intens untuk menyiapkan garapan berdurasi satu jam itu.
“Pagelaran ini melibatkan 18 penabuh, 1 orang penembang (gerong), dan 10 penari, yang semuanya tampil kompak dan penuh penghayatan,” pungkas Wayan Adi Saputra.