Jakarta (Antara Bali) - Kepala laboratorium flu burung dari Universitas Airlangga Chairul A. Nidom mengatakan bahwa ada beberapa kendala utama yang membuat penanganan terhadap kasus infeksi dan penyebaran flu burung menjadi lambat.
"Sepertiga dari jumlah korban flu burung di dunia berasal dari Indonesia, dan ini karena lambatnya penanganan kasus dan pengendalian penyebaran virus flu burung di Indonesia. Ada beberapa kendala utama yang menyebabkan hal tersebut," kata Chairul di Bogor, Senin.
Dia menjelaskan salah satu kendala dalam pengendalian penyebaran flu burung adalah karena penyebaran sumber virus itu, yaitu hewan yang juga belum terkendali.
"Sejauh ini pemantauan terhadap penyebaran virus flu burung di Indonesia hanya berfokus pada manusia, padahal seharusnya pada hewan yang menjadi sumber virus," ujarnya.
Selain itu, kata dia, lambatnya penanganan kasus infeksi flu burung terkait dengan sulitnya pembedaan gejala klinis dari penyakit itu.
"Masyarakat seringkali tidak sadar dengan gejala flu burung dan cenderung membiarkannya karena dikira hanya flu biasa atau demam," tuturnya.
Lebih lanjut dikatakannya, alat diagnostik dini yang tersedia di beberapa puskesmas dan rumah sakit di Indonesia belum memadai untuk membedakan antara virus flu biasa dan flu burung. (*/ADT)