Jakarta (Antara Bali) - Korban serangan virus flu burung jenis baru H7N9 terus bertambah sehingga total menjadi 33 orang dengan sembilan orang meninggal dunia, demikian rilis dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), Kamis.
Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama dalam surat elektroniknya di Jakarta, Kamis, menyebutkan Kementerian Kesehatan mendapatkan laporan hingga Kamis siang, korban bertambah lima orang manula sehingga menjadi total 33 orang, termasuk sembilan orang yang meninggal dunia.
"Beberapa rangkuman informasi yang ada sejak awal kasus sampai hari ini menunjukkan bahwa ada 33 pasien influenza A (H7N9) virus di China dimana sembilan kasus meninggal (32 persen), lebih rendah dari kematian akibat H5N1. Semua kasus meninggal diawali dari upaya pengobatan yang sangat lambat, yakni setelah ada keluhan sesak napas berat," tutur Tjandra.
Ia mengatakan kecepatan penanganan sangat penting dalam penanganan kasus flu burung sehingga seluruh petugas kesehatan di Tanah Air diminta waspada untuk pasien dengan gejala Severe Acute Respiratory Infection (SARI).
Selain itu, bandara dan pelabuhan internasional juga diminta agar memeriksa setiap penumpang dan kru yang datang dari daerah atau provinsi terjangkit di China, terutama yang memiliki keluhan batuk, demam, sesak napas dan segera menghubungi kantor kesehatan pelabuhan setempat.
"Rumah sakit juga diminta untuk memberi perhatian khusus bagi pasien yang datang dari daerah/provinsi terjangkit di China, dan tidak jelas penyebab penyakitnya," kata Tjandra.
Kasus flu burung H7N9 pertama kali dilaporkan di wilayah China Timur yaitu Shanghai dan provinsi tetangga Zhejiang serta menyebar ke Jiangsu dan Provinsi Anhui sejak dua pekan lalu.
Di Indonesia, menurut Tjandra, belum ada laporan penularan virus H7N9 pada manusia, sedangkan pada unggas, virus tersebut ditemukan di burung merpati. (*/DWA)