Denpasar (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali menegaskan mereka tetap memproses bonus bagi atlet berprestasi di PON XXI meskipun raihan peringkat menurun.
“Janji bonus tetap kami tunaikan, karena bagian dari apresiasi dan insentif kami untuk mendorong agar berprestasi lebih tinggi lagi,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Bali Dewa Made Indra di Denpasar, Kamis.
Diketahui pada PON Papua lalu atlet Bali meraih posisi kelima dengan 28 emas, sementara di Aceh dan Sumatera Utara ini justru turun ke peringkat tujuh dengan 36 emas.
Pemprov Bali dan KONI Bali awalnya menargetkan kenaikan peringkat dan medali menjadi 45 emas dari 549 atlet dari 49 cabang olahraga yang dikirim, namun akhirnya tak dapat terwujud.
Baca juga: Bali raih 36 medali emas jelang penutupan PON XXI
Sekda Bali mengaku tak mempermasalahkan itu, ia justru mengapresiasi usaha para atlet Bali yang mampu menaikkan jumlah medali.
“Perolehan medali tidak meleset, tapi daerah lain juga berupaya untuk maju, sehingga tidak apa-apa ini dinamika, yang juara satu juga bisa turun, ini dinamika saja,” ujarnya.
Dewa Indra belum menyebut nominal bonus bagi atlet berprestasi di PON XXI, namun pemerintah daerah (pemda) telah berkomunikasi dengan KONI Bali melalui Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga.
Ia telah meminta agar dilakukan pendataan, sebab bonus bagi atlet perseorangan dan tim akan berbeda begitu pula dengan prestasi yang didapat.
“Besarannya itu sangat tergantung pada perolehan medali, perolehan medali pun ada perorangan dan per regu, karena itu saya sudah bicara segara dibahas ini dan Pak Pj Gubernur sudah memberikan arahan segera diakomodir dalam RAPBD 2025,” kata dia.
Baca juga: Pemkab Badung siapkan bonus Rp 60 juta untuk atlet peraih medali emas PON XXI
Selain mengapresiasi prestasi, di tengah gaduhnya kekecewaan atas kurang siapnya lokasi dan persiapan di Aceh dan Sumatera Utara sebagai tuan rumah, Pemprov Bali mengapresiasi atletnya yang tidak manja.
Dewa Indra bercerita bahwa atletnya fokus pada sportivitas tanpa mengeluh, para atlet juga tidak memberikan laporan apapun terkait keluhan di venue.
“Mereka lebih baik bicara prestasi, peluang prestasi karena hal-hal itu (permasalahan di lapangan) biasa saja, karena mengelola satu kegiatan yang sangat besar tersebar tempatnya, atlet kami tidak cengeng,” tuturnya.
Baca juga: KONI Bali janjikan bonus lebih tinggi dari PON Papua