Jakarta (ANTARA) - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyerukan sikap menahan diri atau deeskalasi konflik di Timur Tengah, ketika melakukan pembicaraan telepon dengan Menlu Iran Hossein Amir-Abdollahian pada Senin (15/4).
Selain itu, Retno juga telah berbicara dengan mitra-mitra di Arab Saudi, Yordania, Mesir, Uni Emirat Arab, Turki, Belanda, dan Jerman guna mendesak negara-negara tersebut agar menggunakan pengaruhnya untuk meredakan ketegangan di kawasan menyusul memanasnya konflik Iran-Israel.
“Kita khawatir melihat perkembangan situasi di Timur Tengah, dan kita yakin bahwa eskalasi tidak akan membawa manfaat bagi siapa pun,” kata Retno usai mengikuti rapat tertutup merespons konflik tersebut, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa.
Karena itu, Retno menegaskan pentingnya melakukan upaya diplomatik agar Iran dan Israel menahan diri dan tidak memicu eskalasi konflik.
Baca juga: Kurs rupiah merosot akibat konflik Iran dan Israel
Menurut dia, saat ini setiap negara juga tengah memperhitungkan dampak eskalasi konflik Iran-Israel terhadap harga minyak dunia, harga kebutuhan pokok, maupun terhadap nilai tukar mata uang mereka.
“Jadi kita akan lihat terus perkembangannya. Pesan Bapak Presiden (Joko Widodo) tadi tolong terus lakukan upaya diplomatik agar pihak-pihak terkait menahan diri dan dapat menghindari eskalasi,” tutur Retno.
Retno sebelumnya juga telah melalukan pembicaraan telepon dengan Wakil Menlu Amerika Serikat Kurt M Campbell dan Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan Josep Borrell.
Permusuhan terbaru antara Iran dan Israel dipicu serangan terhadap Konsulat Iran di Damaskus, Suriah, pada 1 April lalu. Serangan itu menewaskan sedikitnya tujuh anggota Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, termasuk dua jenderal penting.
Baca juga: Presiden Israel nilai serangan Iran sebagai "pernyataan perang"
Iran kemudian melancarkan serangan balasan dengan menembakkan puluhan rudal balistik dan ratusan pesawat nirawak ke Israel pada Sabtu malam (15/4).
Serangan itu, menurut Israel, berhasil digagalkan dan hanya mengenai sebuah pangkalan udara militer di Israel tetapi tidak menimbulkan kerusakan serius.