Denpasar (ANTARA) -
Badan Pusat Statistik (BPS) Bali mencatat pertumbuhan ekonomi Bali sepanjang 2023 lebih tinggi dibanding pada 2019 atau sebelum masa pandemi COVID-19.
Catatan itu diperoleh BPS Bali seusai meluncurkan data pertumbuhan ekonomi triwulan ke-4.
Kepala BPS Bali Endang Retno Sri Subiyandani di Denpasar, Senin, menyebut pertumbuhan ekonomi Bali sepanjang 2023 sebesar 5,71 persen, sementara pada 2019 sebesar 5,60 persen, padahal jika melihat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara angkanya masih belum pulih 100 persen.
“Kinerja ekonomi Bali tahun 2023 menguat dibandingkan dengan 2022 dan pertumbuhannya kembali mencapai level 5 persen seperti sebelum pandemi.
Itu hebatnya ya, pertumbuhan dari jumlah wisatawan kita masih 85 persen, kurang 1 juta wisatawan dibanding 2019, tapi pertumbuhan ekonominya sudah di atas 2019 berarti kan ada efek teknologi digitalisasi,” kata Endang.
Baca juga: Provinsi Bali awali 2024 dengan kondisi deflasi pada Januari 2024
Tak hanya kumulatif tahunan, peningkatan pertumbuhan ekonomi juga terasa jika dibandingkan antara triwulan ke-4 2023 dengan triwulan ke-4 2019, di mana pada 2023 angkanya 5,86 persen sementara 2019 sebesar 5,46 persen.
Menurut penelitian BPS Bali, lapangan usaha yang berkaitan dengan pariwisata masih menjadi sektor pendukung PDRB dan pertumbuhan ekonomi sepanjang 2023, namun jumlah wisatawan yang belum sebanding dengan 2019 menjadi fenomena baru.
Endang melihat pola belanja wisatawan mancanegara dan faktor digitalisasi berpengaruh besar, terbukti dari pemulihan ekonomi yang cepat namun tidak linear dengan jumlah wisatawannya.
Secara kumulatif sepanjang 2023 lapangan usaha akomodasi dan makan minum menjadi sumber pertumbuhan terbesar ekonomi Bali sebesar 2,62 persen.
Terkait pertumbuhan lapangan usaha, sektor transportasi dan pergudangan mengalami pertumbuhan tertinggi dengan 25,29 persen, disusul pertumbuhan akomodasi dan makan minum 16.16 persen, dan jasa keuangan dan asuransi 13,35 persen.
“Lapangan usaha akomodasi dan makan minum serta transportasi dan pergudangan mengalami pertumbuhan tertinggi imbas dari aktivitas pariwisata di Bali yang semakin pulih dan mendekati level sebelum pandemi,” ujar Endang.
Baca juga: Provinsi Bali awali 2024 dengan kondisi deflasi pada Januari 2024
BPS Bali mengakui meski sebagian besar lapangan usaha tumbuh positif ada beberapa sektor yang mengalami kontraksi, seperti administrasi pemerintahan yang mengalami kontraksi terdalam -1,08 persen, lalu pertanian kehutanan dan perikanan -0,59 persen, dan jasa pendidikan -0,15 persen.
Walau demikian, sepanjang 2023 perekonomian Bali menunjukkan perbaikan dari masa-masa pandemi COVID-19, ini tercermin dari meningkatnya PDRB per kapita yang pada 2023 sebesar Rp62,29 juta, sementara 2019 hanya Rp57,76 juta.