Denpasar (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Bali mengeluarkan data inflasi Provinsi Bali Januari 2024, data terbaru yang mulai saat ini digunakan mengambil kondisi riil di empat kabupaten/kota yaitu Tabanan, Badung, Singaraja, dan Denpasar, ini menunjukkan angka minus pada inflasi atau mengalami deflasi.
“Berdasarkan hasil pengamatan harga komoditas di lapangan yang dilakukan BPS Januari 2024, Bali mengalami deflasi sebesar 0,09 persen, nilai tahun ke tahunnya 2,61 persen,” Kepala BPS Bali Endang Retno Sri Subiyandani di Denpasar, Kamis.
BPS Bali melihat kelompok yang memberi andil terbesar terhadap deflasi adalah makanan, minuman, dan tembakau, dengan andil sebesar deflasi 0,12 persen, dengan komoditas didalamnya adalah cabai rawit 0,21 persen, kemudian sayur buncis, cabai merah, bensin, dan ikan tongkol.
Jika dijabarkan, deflasi sepanjang Januari 2024 memang dialami keempat kabupaten/kota tersebut, dimana Singaraja mengalami deflasi terdalam dengan 0,22 persen diikuti Denpasar 0,08 persen, Tabanan 0,07 persen, dan Badung 0,01 persen.
Endang melihat dengan tingginya kelompok makanan, minuman, dan tembakau di empat titik tadi, maka kestabilannya harus lebih dijaga, sebab bobotnya berbeda-beda, sedikit saja ada gejolak harga maka akan mempengaruhi.
Meski secara bulan ke bulan mengalami deflasi, BPS Bali turut melihat kondisi inflasi Provinsi Bali tahun ke tahun, dan ditemukan angka inflasi 2,61 persen secara keseluruhan.
“Secara tahun ke tahun Bali mengalami inflasi yang disebabkan oleh naiknya harga komoditas pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang memberikan andil tertinggi sebesar 1,8 persen, dengan komoditasnya beras jadi penyumbang tertinggi inflasi 0,68 persen, disusul bawang putih, cabai merah, rokok kretek mesin, dan daging ayam ras,” ujar Endang.
Menurutnya ini menunjukkan besarnya pengaruh kelompok satu yaitu makanan, minuman, dan tembakau yang harus diperhatikan Pemprov Bali sebagai pengatur kebijakan.
Inflasi antara Januari 2023 dengan Januari 2024 juga dipengaruhi beberapa kelompok lain seperti pendidikan yang memberi andil 0,21 persen, dan komoditas penyediaan makanan, minuman, resto dengan andil 0,17 persen dengan penyumbang utamanya martabak, ayam goreng, sate, dan bubur.
Mendengar terjadinya deflasi Januari 2023, Sekretaris Daerah Bali Dewa Made Indra mengatakan cukup puas atas kinerja TPID dalam pengendalian inflasi, namun ia tak ingin kondisi deflasi berlarut dan berusaha agar inflasi tetap terjaga.
“Kita kendalikan inflasinya supaya terkendali dengan baik dan berada di bawah tingkat pertumbuhan ekonomi,” ujar Dewa Indra.