Denpasar (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara mencatat penyaluran kredit perbankan di Provinsi Bali dari Januari hingga Juli 2023 mencapai Rp101,39 triliun.
"Penyaluran kredit mencapai Rp101,39 triliun ini tumbuh 4,39 persen (yoy) lebih tinggi dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya yang tumbuh sebesar 2,78 persen," kata Kepala OJK Regional 8 Bali Nusa Tenggara Kristrianti Puji Rahayu di Denpasar, Selasa.
Sedangkan jika dilihat pertumbuhan kredit bank umum di Bali pada Juli 2023 sebesar 4,34 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan posisi Juni 2023 yang sebesar 4,09 persen.
Sementara itu, pertumbuhan kredit BPR posisi Juli 2023 mencapai 4,78 persen (yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan posisi Juni 2023 yang sebesar 4,97 persen.
Kristrianti mengatakan peningkatan penyaluran kredit secara yoy atau periode yang sama pada tahun sebelumnya ini selaras dengan meningkatnya aktivitas pariwisata serta sektor pendukung pariwisata di Bali.
Baca juga: Penyaluran kredit perbankan di Bali capai Rp100,32 triliun
"Berdasarkan jenis penggunaannya, pertumbuhan kredit didorong oleh peningkatan nominal kredit investasi sebesar Rp2,4 triliun atau tumbuh 9,66 persen (yoy)," ujarnya.
Menurut dia, tingginya pertumbuhan kredit investasi ini menggambarkan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap kondisi ekonomi di Bali.
Berdasarkan sektornya, lanjut dia, pertumbuhan kredit disumbangkan oleh peningkatan nominal penyaluran di sektor perdagangan besar dan eceran (tumbuh 4,31 persen yoy) serta sektor penerima kredit bukan lapangan usaha (tumbuh 3,30 persen yoy).
Berdasarkan kategori debitur, sebesar 52,75 persen kredit di Bali disalurkan kepada UMKM dengan pertumbuhan sebesar 5,82 persen yoy.
Sementara itu, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp157,41 triliun atau tumbuh double digit yaitu 23,81 persen (yoy) tumbuh lebih tinggi dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar 11,94 persen (yoy).
Baca juga: OJK bidik penyaluran kredit di atas 35 persen dari PDB
Pertumbuhan DPK posisi Juli 2023 sedikit lebih rendah dibandingkan posisi Juni 2023 yang tumbuh sebesar 24,02 persen yoy. Berdasarkan jenisnya, peningkatan DPK ditopang oleh kenaikan tabungan dan giro.
Kristrianti menambahkan, fungsi intermediasi posisi Juli 2023 cenderung stabil di posisi 64,41 persen. Rasio likuiditas (Cash Ratio) dan permodalan (CAR) BPR di Bali masih solid dan terjaga di atas "threshold" masing-masing sebesar 14,06 persen dan 31,27 persen.
"Kami menilai kinerja industri jasa keuangan (IJK) di Provinsi Bali posisi Juli 2023 terjaga dan resilien tercermin dari fungsi intermediasi yang berjalan baik," katanya.
Kinerja industri jasa keuangan tersebut mendukung perkembangan perekonomian Provinsi Bali yang tumbuh 5,60 persen (yoy) di triwulan II 2023.