Denpasar (ANTARA) - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mulai melakukan sosialisasi program konversi sepeda motor listrik, dengan menyasar 10 kota, yaitu Denpasar, Surabaya, Yogyakarta, Semarang, Bandung, Medan, Mataram, Kupang, Balikpapan, dan Makassar.
Kepala Balai Besar Survei Pengujian Ketenagalistrikan Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Senda Hurmuzan Kanam, di Denpasar, Bali, Minggu, mengatakan sosialisasi ini digelar untuk mengejar target 50 ribu unit sepeda motor BBM konversi menjadi sepeda motor listrik.
“Tujuan kegiatan ini untuk dapat meningkatkan animo masyarakat mengonversi sepeda motor BBM-nya menjadi sepeda motor listrik dengan mengetahui bagaimana proses konversi sampai uji tipe dan terbitnya surat kendaraan listrik yang nanti dapat dilihat pada coaching clinic pada acara sosialisasi ini,” kata dia.
Dalam sosialisasi yang diadakan di Lapangan Niti Mandala Renon, Kementerian ESDM turut mengundang komunitas yang bergerak di bidang konversi sepeda motor listrik, sehingga mereka langsung dapat berinteraksi dengan masyarakat bahkan mengizinkan pengunjung merasakan langsung mengendarai kendaraan dengan komponen utama baterai itu.
Baca juga: Kementerian ESDM catat ada 200 permohonan konversi motor BBM ke listrik
Kepada masyarakat, Sendra menjelaskan bahwa program konversi ini dilakukan pemerintah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mencapai target net zero emission pada 2060.
Alasan pemerintah menyasar konversi sepeda motor listrik adalah karena populasinya lebih dari 120 juta unit dan tren pertumbuhannya mencapai 5-6 persen per tahun.
“Jika kita bicara emisi, setiap 1 liter BBM menghasilkan 2,5 kg emisi. Jadi kalau 120 juta sepeda motor, sekitar 300 juta kg per hari dan dalam hal potensi penghematan BBM dapat mencapai 51,6 juta barel/tahun dengan asumsi satu motor menghemat BBM 354 liter/tahun dan menurunkan emisi 0,7 ton CO2/tahun,” ujarnya.
Program konversi sepeda motor BBM menjadi sepeda motor listrik ini, juga memiliki target 6 juta unit pada tahun 2030, sehingga Kementerian ESDM berharap hal ini dapat tercapai.
Baca juga: Koster minta siswa sekolah kejuruan ciptakan kompor listrik
Untuk mendukung itu, pemerintah memberi subsidi bantuan Rp7 juta untuk mengonversi sepeda motor konvensionalnya ke listrik, dengan biaya sebenarnya Rp15 juta.
Dana subsidi ini disalurkan melalui bengkel konversi yang telah tersertifikasi dan namanya tercatat dalam platform digital Konversi Motor Listrik.
Selain itu, pemerintah juga menawarkan skema lain yaitu konversi swap baterai yang dinilai mampu menekan biaya konversi lebih besar lagi karena baterai sebagai komponen lebih mahal menjadi milik penyedia.
“Baterai dimiliki oleh penyedia baterai swap dan tidak dibebankan kepada konsumen. Selain itu, waktu tunggu pengisian baterai sangat cepat karena baterai kosong tinggal diswap dengan baterai yang penuh di Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU),” kata Sendra pula.
Dengan adanya dua alternatif ini diharapkan mampu menarik minat masyarakat, dan juga mendorong berkembangnya usaha industri komponen utama, UMKM bengkel konversi dan service, peleburan logam dan pengelolaan limbah baterai, serta pengembangan ketenagakerjaan yaitu tenaga teknik (montir) konversi sepeda motor listrik.