Denpasar (ANTARA) - Gubernur Bali Wayan Koster meminta siswa dari Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Denpasar menciptakan hasil karya produk kompor listrik hingga konversi sepeda motor berbahan BBM menjadi berbasis baterai.
“Agar tidak impor, saya minta juga ciptakan rice cooker (penanak nasi) dan kompor listrik, hingga teknologi tepat guna dalam rangka mendukung hilirisasi pertanian hingga kelautan di Bali. Saya yakin adik-adik siswa SMK jago-jago,” kata Koster di Denpasar, Minggu.
Saat menghadiri Expo dan HUT ke-60 SMK Negeri 1 Denpasar itu, Koster menyampaikan untuk mendukung prestasi siswa ini maka kesejahteraan guru harus diperjuangkan.
Ia kemudian meminta kepada para guru untuk senantiasa membangun sistem pendidikan, kompetensi , serta keahlian secara spesifik untuk membangun sumber daya manusia yang berkualitas dan unggul, profesional, berintegritas, bermoral, berdaya saing tinggi, serta memiliki tatanan nilai-nilai kehidupan berdasarkan kearifan lokal Sad Kerthi.
Baca juga: Bupati Klungkung ajak masyarakat gunakan kompor listrik
Ketika meminta para siswa agar ke depan menghasilkan karya-karya kreatif dan inovatif yang bermanfaat bagi Bali dan menginspirasi pembangunan nasional, Koster menceritakan perjalanannya sebelum sampai di kursi tertinggi Pemprov Bali saat ini.
“Sejak SD, saya hidup di desa terpencil yakni di Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng dengan kondisi keluarga yang tidak saja miskin, tapi berada di garis kemiskinan dengan memiliki rumah bedeg. Sehari-hari makan keladi namun tetap semangat bekerja ngangkut pasir dari Tejakula menuju Sembiran, mencangkul, hingga berjualan daun pisang untuk digunakan sebagai jajan sumping," ujar dia.
Koster menuturkan perjalanannya hingga mencapai perguruan tinggi, bergabung dalam dunia politik hingga menjadi Gubernur Bali untuk memotivasi para siswa SMKN 1 Denpasar agar unggul dan berdaya saing.
Selain memotivasi siswa untuk menciptakan karya dari kompor listrik hingga konversi sepeda motor, dalam kunjungannya Koster juga mengapresiasi lantaran sekolah tersebut saat mengadakan pameran dan perayaan HUT tetap menggunakan busana adat Bali.
“Busana adat Bali adalah identitas budaya kearifan lokal Bali, sehingga kita wajib menjaga dan melestarikannya sesuai dengan prinsip Trisakti Bung Karno, yaitu berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan sesuai dengan visi pembangunan daerah Bali, Nangun Sat Kerthi Loka Bali," kata dia.
Baca juga: Bupati Klungkung ajak masyarakat gunakan kompor listrik