Denpasar (ANTARA) - Sebanyak 1.000 pelanggan PLN yang terdiri dari 950 kelompok penerima manfaat (KPM) dan 50 pelanggan pemilik Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terpilih mengikuti program konversi kompor industri di Denpasar, Provinsi Bali.
PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Bali melalui General Manager I Wayan Udayana mengatakan hingga saat ini sebanyak 107 KPM telah sukses bermigrasi dari kompor gas menjadi kompor induksi.
“Kami menargetkan akhir tahun ini seluruh KPM dan UMKM dapat menikmati nyamannya menggunakan kompor induksi jika dibandingkan dengan kompor gas, sehingga keterlibatan seluruh pihak sangat diharapkan supaya program ini bisa dengan cepat diterima di masyarakat,” kata Udayana, di Denpasar, Bali, Kamis.
Baca juga: PLN: Kompor listrik/induksi membuat subsidi energi lebih tepat sasaran
Program yang pesertanya adalah bagian dari dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dari Kementerian Sosial ini telah digencarkan PLN sejak Maret 2022 lalu melalui sosialisasi dan berbagai pendekatan di 10 desa di Denpasar.
10 desa tersebut adalah Desa Renon, Desa Panjer, Desa Sesetan, Desa Pedungan, Desa Pemogan, Desa Serangan, Desa Sidakarya, Desa Sanur Kauh, Desa Sanur, dan Desa Sanur Kaja.
Udayana mengatakan seluruh pelanggan yang terlibat dalam program konversi ke kompor induksi ini akan menerima kompor beserta alat masaknya, pun juga pihaknya memastikan agar masyarakat tak perlu khawatir dengan biaya listriknya karena pemerintah memberikan subsidi berbentuk daya.
Salah satu peserta KPM bernama Ni Made Candri (60) mengaku pembayaran tagihan listriknya justru lebih murah dari sebelumnya meskipun di rumahnya Jalan Danau Beratan, Sanur, menggunakan kompor induksi selama sebulan.
“Sebelumnya saya pakai gas melon, sebulan bayar Rp40 ribu untuk masak nasi, goreng ikan, masak air, sekarang sudah tidak perlu beli gas melon, cukup bayar listrik sekali sudah bisa nyalakan tv, lampu, dengar radio, bisa masak," kata Candri di Denpasar.
Baca juga: PLN: kompor listrik hemat uang negara Rp27,3 triliun
Pada bulan Juni tagihan listriknya sebesar Rp51 ribu sedangkan Juli dirinya membayar Rp41 ribu, dengan daya yang sama 900 VA.
Sejak kompor induksi terpasang di rumahnya, Candri juga mengaku para tetangga kerap datang untuk melihatnya menggunakan kompor yang dinilai praktis tersebut.
Candri mengutarakan harapannya agar ke depan lebih banyak lagi tetangga-tetangganya turut dalam program ini agar merasakan kenyamanan dan kemudahan sepertinya.
Terhadap respon positif ini, pihak PLN berharap melalui program ini pengguna yang terlebih dahulu memanfaatkan kompor induksi dapat mengedukasi masyarakat lain untuk mengetahui kelebihan produk ini.