Badung (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kabupaten Badung, Bali, mencatat sejak sampah kiriman akhir tahun di sepanjang pantai, mereka mengangkut sekitar 40 ton setiap hari.
“Sekarang di Desember hampir semua pantai dipenuhi oleh sampah laut, sampah laut itu fluktuatif, kemarin kami sudah angkut rata-rata di sekitar 40 ton per hari,” kata Kepala Bidang Pengelolaan Kebersihan dan Limbah B3 DLHK Badung Anak Agung Dalem di Badung, Sabtu.
Agung Dalem mengatakan kondisi ini sudah terjadi sejak November, dan diprediksi sampah laut akan terus datang hingga April 2026, namun menipis sejak Maret.
“Sekarang ini sudah tiga minggu sampah laut datang, jadi hampir semua pantai kita sekarang sudah didatangi sampah laut, Pantai Berawa ke barat sampai Cemagi itu hampir setiap hari ada sampah lautnya,“ ujarnya.
Untuk pengangkutan, puluhan ton sampah di pinggir pantai itu diambil dari Jimbaran, Kedonganan, Kuta, Camplung, Kawasan Padma, Seminyak, Berawa, Tibubeneng, dan Cemagi.
Untuk menangani sampah kiriman akhir tahun, DLHK Badung menggunakan 15 truk sampah dan 300 orang tenaga kebersihan.
“Tenaga kerja itu, tenaga kebersihan kami, jadi setelah dia menyapu jalan dia harus ke pantai, itu ada 300 orang yang kami selalu siapkan untuk area Kuta, Seminyak, Jimbaran,” ujar Agung Dalem.
Di tengah problematika sampah menjelang penutupan TPA Suwung 23 Desember 2025, DLHK Badung juga menyadari penanganan sampah laut menjadi tantangan.
Untuk sementara truk sampah yang membawa sampah dari pantai akan mengambil sampah kayu untuk dicacah di Mengwitani, namun sampah organik dan anorganik dari laut lepas itu sulit dipilah, sehingga terpaksa dibawa ke TPA Suwung.
“Tidak ada cara yang bisa cepat, karena kalau dia tertunda di pantai tentu menjadi keluhan wisatawan, jadi untuk saat ini kita masih pilah lah, tetapi yang campur ini ada plastiknya, ada organiknya dari lumut bawa ke TPA,” kata dia.
Pemkab Badung menyadari fenomena tahunan sampah laut ini sulit dicegah, sebab ini adalah masalah internasional, datang dari berbagai daerah Indonesia hingga luar negeri.
“Sebagian sampah terdampar di Bali, karena dia merupakan teluk, yang lain itu dia lewat, akhirnya dia akan di Madagaskar sampah, ini sampah internasional yang tidak bisa kita cegah secara lokal, tetapi kan kementerian sudah membuat pengurangan sampah di laut,” ujarnya.
Di tengah kendala ini, Pemkab Badung memastikan akan berupaya optimal dengan pengalaman yang dipunyai dalam membersihkan sampah laut.
