Denpasar (ANTARA) - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Bali Hanif Yahya meminta antisipasi tim pengendali inflasi daerah(TPID) terhadap peningkatan permintaan sejumlah bahan kebutuhan pokok masyarakat selama bulan Maret-April 2023.
"Maret ini akan ada bulan suci Ramadan dan hari suci Nyepi, biasanya konsumsi rumah tangga akan mengalami peningkatan terutama komoditas bahan makanan dan makanan jadi," kata Hanif di Denpasar, Rabu.
Komoditas bahan makanan yang paling menonjol permintaannya tiap bulan Ramadan yakni cabai rawit, bawang merah, tomat, gula pasir, tepung terigu, dan minyak goreng," kata Hanif di Denpasar, Rabu.
Selain itu, kata Hanif, makanan jadi juga harus diantisipasi karena biasanya mengalami peningkatan cukup tinggit di Pulau Dewata selama bulan penuh berkah tersebut.
"Mungkin akan ada peningkatan harga komoditas canang sari sebagai kebutuhan persembahyangan. Tetapi, kalau kita sudah antisipasi sekarang ini mungkin bisa untuk stok atau suplai barang-barang kebutuhan tersebut bisa dipenuhi pada awal-awal bulan ini," sarannya.
Baca juga: BPS Bali: Beras jadi komoditas inflasi tertinggi Desember 2022
Hanif mengatakan antisipasi melalui pengendalian harga diperlukan agar harga yang naik dapat ditekan sehingga peningkatannya tak terlalu tinggi.
"Ini peran TPID maupun pemerintah kabupaten/kota untuk bisa mengendalikan harga. Saya rasa dari pengalaman sebelumnya setiap hari raya di Bali tidak terlalu tinggi pengaruhnya karena memang konsumsi di bulan Maret saja. Kalau dibandingkan puasa, Maret mungkin kondisinya sudah hanya tinggal seminggu dibandingkan 3 minggu berikutnya (April)," jelasnya.
Sementara di bulan Februari 2023 sendiri dari data inflasi gabungan Denpasar dan Singaraja diperoleh bahwa bawang merah dan cabai merah sudah masuk dalam lima penyumbang inflasi utama.
"Mungkin di April terkait hari raya juga. Di samping makanan, juga ada komoditas atau kelompok lain yang harus diantisipasi. Jadi peran TPID untuk bisa mengendalikan harga terutama komoditas bahan makanan dan makanan jadi di Maret ini sangat ditentukan," tuturnya.
Dari data gabungan Denpasar dan Singaraja selama Februari 2023 milik BPS Bali, komoditas canang sari saat ini masuk ke dalam lima komoditas utama penahan inflasi, bersama daging ayam ras, angkutan udara, tomat, dan telur ayam ras.
Baca juga: Sepanjang Januari 2023, Amerika jadi pasar utama ekspor dan impor Bali
"Pada bulan Februari 2023 inflasi gabungan dari Kota Denpasar dan Singaraja menunjukkan angka yang cukup tinggi yaitu 6,35 persen (yoy). Tapi ini kalau dilihat secara bulanan itu sebenarnya menunjukkan inflasi yang sangat baik hanya 0,07 persen," ujar Hanif.
Menurutnya, ini merupakan salah satu buah dari upaya pengendalian harga yang dijalankan Pemprov Bali maupun pemerintah kabupaten/kota.
"Kami juga memantau selalu karena setiap hari Senin Kemendagri dengan pemerintah provinsi dan kabupaten kota melaksanakan rakor terkait pengendalian harga. Ini sangat efektif untuk bisa mengendalikan harga-harga terutama beberapa komoditas yang sering mengalami gejolak harga," tutupnya.