Jakarta (ANTARA) - Penyelenggaraan Bali Democracy Forum (BDF) ke-14 menegaskan peran penting demokrasi untuk merespons tantangan kemanusiaan yang muncul akibat pandemi berkepanjangan.
Diselenggarakan secara luring dan daring dari Bali pada Kamis (9/12), forum bertema “Democracy for Humanity: Advancing Economic and Social Justice during the Pandemic” itu akan dibuka oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Dalam keterangan tertulis Kemlu RI, Rabu, disebutkan bahwa BDF ke-14 akan menyoroti tiga isu utama sebagai dampak pandemi COVID-19 yaitu kemiskinan, ketimpangan, dan inklusivitas.
Selain Menlu RI, sesi pembukaan BDF juga akan menghadirkan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres serta aktris sekaligus aktivis pendidikan Maudy Ayunda yang mewakili generasi muda.
Baca juga: Hampir 100 negara optimistis demokrasi merupakan sistem terbaik hadapi pandemi
BDF tahun ini mengalami perubahan format dari debat umum menjadi diskusi panel yang masing-masing akan membahas subtema yaitu upaya pengentasan kemiskinan, mengatasi ketimpangan sosial, dan langkah-langkah memajukan inklusivitas.
Pada BDF ke-14 ini, negara-negara peserta akan berbagi pengalaman terbaiknya dalam mengatasi berbagai tantangan tersebut, sambil tetap menjaga nilai-nilai demokrasi.
Kegiatan BDF akan dihadiri oleh perwakilan dari 96 negara dan empat organisasi internasional yang hadir secara fisik maupun virtual.
Para menlu dari beberapa negara kawasan Asia Pasifik, Eropa, Amerika, dan pimpinan organisasi internasional, bersama para pembicara ahli akan mendiskusikan berbagai cara pandang dan pengalaman dalam menghadapi tantangan demokrasi pada masa pandemi.
Baca juga: Indonesia tidak undang Myanmar dalam "Bali Democracy Forum"
Sebelum pelaksanaan BDF ke-14, telah dilaksanakan kegiatan “Road to BDF” pada Oktober-November 2021, terdiri dari Business Community Forum sebagai pertemuan pilar ekonomi yang diikuti oleh lebih dari 200 peserta dari 34 negara, Bali Civil Society and Media Forum (BCSMF) sebagai pertemuan pilar masyarakat sipil dan media yang dihadiri oleh 340 peserta dan tujuh negara, serta Bali Democracy Students Conference (BDSC) sebagai pertemuan pilar pemuda yang dihadiri oleh 137 pemuda dari 24 negara.
BDF merupakan forum antarpemerintah negara-negara di Asia dan Pasifik untuk membahas berbagai aspek dari sistem demokrasi. BDF juga menjadi forum bagi negara-negara untuk berbagi pengalaman dan praktik-praktik terbaik dalam tata kelola pemerintahan dan dalam berdemokrasi.
BDF bertujuan untuk membangun tata bangun demokrasi (democratic architecture) yang kokoh di kawasan dengan berbagi pengalaman dan praktik terbaik sambil tetap menganut prinsip-prinsip persamaan, saling pengertian, dan menghargai.