Jakarta (ANTARA) - Komite Olimpiade Indonesia (KOI) menerima tawaran vaksin Pfizer dari Komite Olimpiade Internasional (IOC) untuk para atlet yang akan akan berlaga di Olimpiade Tokyo, 23 Juli-8 Agustus mendatang.
Hal tersebut disampaikan Sekretaris Jenderal KOI Ferry Kono. Menurut Ferry, KOI belum menerima tawaran tersebut karena para atlet Indonesia yang akan berangkat ke Olimpiade Tokyo sudah menerima vaksin Sinovac yang disuntikkan Februari lalu.
“Kami ditawarkan IOC. Mereka mengirim surat apabila ada NOC (National Olympic Committee) yang belum medapat vaksin untuk atletnya, mereka bersedia untuk mengirimkan vaksin Pfizer," kata Ferry saat dihubungi di Jakarta, Minggu.
Baca juga: Badan Kesehatan Inggris: Dua suntikan vaksin COVID-19 efektif lawan varian India
“Kami sudah berkirim surat ke BPOM untuk mengetahui bagaimana mekanismenya karena di sisi lain atlet kita sudah divaksin Sinovac,” sambung dia.
Salah satu perusahaan farmasi raksasa yang berbasis di AS, Pfizer, dan mitranya asal Jerman, BioNTech sebelumnya telah melakukan kesepakatan dengan IOC untuk menyuplai vaksin COVID-19 kepada para peserta Olimpiade Tokyo.
Pfizer/BioNTech memastikan bahwa vaksin virus corona produksi mereka bakal tersedia bagi siapa pun yang membutuhkan sebelum keberangkatan para atlet ke Jepang.
Kesepakatan dengan Pfizer/BioNTech untuk Olimpiade pun dianggap penting mengingat Tokyo dan beberapa daerah Jepang saat ini masih dalam keadaan darurat akibat peningkatan kasus COVID-19.
Baca juga: Hingga Oktober, Bio Farma kejar produksi 122,5 juta bahan baku Sinovac
Diperkirakan ada lebih dari 11.000 atlet yang akan berlaga di Olimpiade Tokyo. Namun sudah banyak atlet yang telah menerima vaksin di negara asal mereka.
Meski tanpa adanya program vaksinasi yang masif, IOC berjanji bahwa Olimpiade akan terselenggara dengan aman karena panitia telah menyiapkan langkah-langkah pencegahan kesehatan selama gelaran pesta empat tahunan tersebut.