Denpasar (ANTARA) - Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar Prof Dr Wayan Kun Adnyana melantik Wakil Rektor, Dekan, dan belasan pejabat di lingkungan kampus seni kebanggaan Bali itu di kampus setempat, Jumat.
"Saya mengajak seluruh pejabat yang dilantik untuk bekerja bersama, saling bersinergi dan solid dalam mengelola Tri Darma Perguruan Tinggi berbasis kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka," kata Prof Kun Adnyana dalam acara pelantikan tersebut.
Baca juga: Mendikbud lantik Prof "Kun" Adnyana sebagai Rektor ISI Denpasar
Para pejabat, lanjut dia, diajak berkolaborasi membangun ISI sebagai Pusat Unggulan dalam Penguatan dan Pemajuan Seni Budaya berakar kearifan lokal sekaligus berdaya saing global. Prof Kun mengajukan G-BACCH (Global-Bali Arts and Creativity Centre Hub) sebagai motto bersama.
Sebanyak 12 pejabat yang dilantik yakni Dr Anak Agung Rai Remawa sebagai Wakil Rektor bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni, Dr I Ketut Muka sebagai Wakil Rektor bidang Umum dan Keuangan, Dr Komang Sudirga sebagai Wakil Rektor bidang Perencanaan dan Kerjasama.
Sementara Wardizal MSi dilantik sebagai Dekan Fakultas Seni Pertunjukan. Putra kelahiran Padang, Sumatera Barat ini menggantikan Komang Sudirga yang dilantik sebagai Wakil Rektor.
Pada jajaran Koordinator Program Studi Pasca Sarjana dan Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Pengembangan Pendidikan (LP2MPP), dilakukan pengangkat pejabat baru untuk melanjutkan sisa masa jabatan dan rotasi yakni, Korpus Pengabdian dari Ketut Muka ke Made Ruta MSi, Korpus Penjaminan Mutu dari Dr Ketut Suteja ke Dr Nyoman Larry Julianto.
Baca juga: Wagub Bali: ISI Denpasar kuatkan desain interior berbasis budaya
Ketut Suteja kini menjadi Kaprodi S3 (Doktoral Seni) yang sebelumnya diduduki Dr Gede Yudarta yang dilantik sebagai Wakil Dekan bidang Akademik Fakultas Seni Pertunjukan menggantikan Wardizal.
Kaprodi S2 Desain yang sebelumnya Agung Rai Remawa kini ditempati Prof Dr Wayan Mudra. Posisi Sekretaris LP2MPP ditempati Dr Arba Wirawan, dan posisi sebelumnya sebagai Korpus P3AI diganti Dr Ketut Sariada. Kaprodi S2 Seni yang ditanggalkan, kini dijabat Dr Wayan Suharta yang beberapa bulan lalu meraih Doktor Kajian Budaya dari Universitas Udayana.
Mantan Kadis Kebudayaan Provinsi Bali itu mengatakan, posisi Bali sebagai lokus ISI Denpasar hendaknya dimanfaatkan betul, sehingga benar-benar ke depan ISI menjadi pusat hub untuk dunia kreatif dan cipta seni budaya.
"Konsep Bali Padma Bhuwana, diterjemahkan dalam motto Global-Bali Arts and Creativity Centre Hub (G-BACCH). Terlebih dalam satu semester ini sangat banyak hal strategis mulai disusun dan dibangun, seperti kurikulum merdeka belajar-kampus merdeka, draf organisasi dan tata kerja, termasuk rancangan statuta," ujarnya.
Untuk percepatan pewujudan G-BACCH mulai Juli 2021 ini akan dirintis ruang diseminasi internasional Bali Padma Bhuwana, untuk mewadahi kreativitas ilmiah mahasiswa lintas perguruan tinggi internasional, festival dan pameran cipta karya, konferensi, mimbar maestro, dan juga kemitraan dunia usaha-dunia industri dalam arts project.
Baca juga: Prof Wayan Adnyana terpilih jadi Rektor ISI Denpasar 2021-2025
Dalam peningkatan mutu dosen, Prof Kun meluncurkan berbagai program terobosan, seperti fasilitasi pendaftaran HKI Hak Cipta, Penelitian Disertasi Doktor, Pendampingan Lektor Kepala ke Guru Besar, fasilitasi luaran penelitian Jurnal Internasional, dan pembentukan Peer Reviwer untuk karya Seni/Desain Monumental.
Selain itu, Peningkatan Mutu Penelitian Terapan Cipta Karya, pelibatan dosen tamu dari unsur Maestro, Profesional, dan Profesor Internasional. Beberapa seniman dan budayawan telah siap terlibat, seperti koreografer Sardono W Kusuma, Garin Nugroho, Made Djirna, Made Jimat, Tommy F Awuy, Prof Adrian Vickers, dan lain-lain.
Prof Kun juga berkolaborasi dengan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota se-Bali, dalam sinergi program Penguatan dan Pemajuan Seni Budaya, sebagaimana amanat Perda Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2020 tentang Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan Bali.
Dia menambahkan, kehadiran sivitas akademika ISI Denpasar ke desa/kelurahan dan desa adat sangat ditunggu-tunggu, terutama terkait rekonstruksi seni langka, dan juga pembinaan seni.
Untuk itu, dalam platform Merdeka-Belajar Kampus-Merdeka, ISI menjadikan wilayah seni budaya Bali secara keseluruhan sebagai ruang pengabdian ilmu dan kreativitas seni budaya.