Denpasar (Antara Bali) - Kabupaten Tabanan kekurangan pendeta Hindu sehingga Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) setempat mendorong tokoh umat Hindu menjadi pendeta.
"Di wilayah kami hingga kini baru tercatat 48 pendeta. Jumlah tersebut masih sangat kurang dibandingkan dengan jumlah ideal sekitar 192 orang," kata Ketua II PHDI Kabupaten Tabanan, Ida Bagus Adnyana, Senin.
Menurut dia, terbatasnya jumlah pendeta itu tidak sebanding dengan tingginya frekuensi kegiatan ritual utama berskala besar, baik pada tingkat rumah tangga maupun desa adat (pakraman).
Kondisi demikian menjadikan umat harus sabar menunggu kesempatan pendeta setelah selesai "Muput" atau memimpin ritual di tempat lain.
"Kalau dirata-ratakan pendeta Hindu di Kabupaten Tabanan memimpin kegiatan ritual empat hingga lima kali dalam sehari," katanya.
Pihaknya sengaja membatasi para pendeta Hindu dalam memimpin upacara dalam setiap harinya untuk menjaga kesehatan, mengingat sebagian besar pemimpin upacara itu sudah berusia senja.
Oleh sebab itu, majelis tertinggi umat Hindu di Kabupaten Tabanan itu menyambut positif tumbuhnya kesadaran Ida Bagus Tantra (60) dan istrinya, Ida Ayu Artini (56), sebagai pendeta Hindu.
Puncak ritual pediksan atau penobatan pasangan suami-istri tersebut dilakukan di Geriya Ole, Desa Dauh Puri, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan, yang bertepatan dengan ritual Purnama Kedasa, Jumat (6/4) lalu.(*/M038/T007)