Denpasar, Bali (ANTARA) - Kalangan pariwisata di Sanur, Denpasar, telah kehilangan seorang tokoh rohaniawan Hindu yang juga pioner pariwisata Sanur, Ida Pedanda Nabe Gede Ngenjung, yang "lebar" atau tutup usia pada akhir Maret lalu atau tepatnya pada Minggu (28/3) pukul 16.00 Wita.
Putra Ida Pedanda Nabe, Ida Bagus Ngurah Agung Kumbayana di Denpasar, Selasa, mengatakan Ida Pedanda menghembuskan nafas terakhir dengan tenang di Griya Gede Keniten dalam usia 87 tahun didampingi Ida Pedanda Istri, para putra, menantu dan cucunya.
Pada hari yang sama, sebelum menghembuskan nafas terakhir, sempat melakukan Surya Sewana (Puja yang dilaksanakan oleh Para Sulinggih saat matahari terbit) di Merajan Griya Gede Keniten.
Dilanjutkan menghaturkan sembah bakti terakhirnya saat Pujawali Pura Hotel di Puri Santrian Resort Sanur pada pukul 10:00 Wita, bertepatan hari Purnama Sasih Kedasa.
Pihak keluarga sangat menghormati dan mengikuti keputusan Para Sulinggih dalam Paruman Agung Pasemetonan Brahmana pada 1 April 2021 yang diikuti oleh 30 Sulinggih, di antaranya Ida Pedanda Gede Putra Kemenuh (Griya Gede Kemenuh Gianyar), Ida Pedanda Gede Putra Tembawu (Griya Gede Aan Klungkung) dan Ida Pedanda Gede Putra Bajing (Griya Tegal Jingga Denpasar).
Prosesi Palebon Layon Ida Pedanda Nabe Gede Dwija Ngenjung akan dilaksanakan pada Minggu, 15 Agustus 2021 yang didahului dengan Upacara Nyiramin (Melelet) pada hari Minggu, 11 Juli 2021.
Layon Ida Pedanda Nabe disemayamkan di griya kediamannya di Sanur selama 4.5 bulan untuk memberikan kesempatan bagi para sahabat dan masyarakat yang ingin menyampaikan duka cita.
Keluarga Besar Griya Jero Gede dan Griya Gede Keniten Sanur, mengucapkan terima kasih, atas perhatian dan ucapan duka cita, dari kerabat dan para sahabat
"Atas nama Keluarga Besar Griya Jero Gede dan Griya Gede Keniten, Sanur, kami memohon maaf sekiranya semasa hidup ada ucapan atau tindakan Ida Pedanda Nabe ayahanda kami, yang mungkin kurang berkenan terhadap Bapak, Ibu, dan Saudara sekalian," ucap Gus Ngurah.
Pioner panutan
Ida Pedanda Nabe Gede Dwija Ngenjung kelahiran Sanur, 26 Mei 1934. Mengemban Swadharma sebagai Sulinggih sejak 21 September 2009. Dalam kehidupan kesehariannya sebagai pendeta Hindu.
"Dalam menjalankan Swadharma, almahrum sangat bersemangat melakoninya bersama Ida Pedanda Istri. Terbukti beliau tidak pernah merasakan lelah dalam pengabdiannya," kata Ida Bagus Ngurah Agung Kumbayana, putra pertama Ida Pedanda di Sanur.
Ida Pedanda Nabe meninggalkan seorang istri, Ida Pedanda Istri Agung Patni Ngenjung, empat orang putra, yakni Ida Bagus Ngurah Agung Kumbayana, Ida Bagus Gede Agung Sidharta Putra, Ida Bagus Agung Partha Adnyana dan Ida Bagus Agung Awatara Putra. Dari ke empat putra Beliau dianugerahi 15 orang cucu.
Ida Pedanda Nabe Gede Dwija Ngenjung semasa hidup saat walaka bernama Ida Bagus Tjethana Putra, BSc. Kegemaran bermain golf, membaca dan berjalan santai sepanjang Pantai Sanur. Ia memiliki peran penting sebagai pioner wirausahawan panutan di bidang pariwisata.
Selain itu juga aktif dalam berbagai organisasi antara lain PHRI Bali, Kadin Bali, PATA Bali, Apindo Bali, dan Lions Club International serta rutin mengikuti konvensi internasional antara lain PATA, ITB Berlin, AHRA dan ATF. Pernah didaulat sebagai Ketua PHRI Bali (tahun 1985 – 1995) sebagai Ketua Lions Club Bali (tahun 1994 – 1995).
Kiprahnya di bidang pariwisata yang dijalani lebih dari 50 tahun berawal setelah menyelesaikan pendidikan perguruan tinggi pada tahun 1960 di Universitas Gadjah Mada dengan gelar sarjana muda yang selanjutnya bekerja di Hotel Bali Beach (tahun 1965-1972).
Kemudian merintis Hotel Santrian Beach Cottages pada tahun 1972 yang menjadi cikal bakal Griya Santrian Resort dan berkembang menjadi lini bisnis pariwisata Santrian Group. Selain Griya Santrian Resort, Group ini juga memiliki Puri Santrian Resort, The Royal Santrian Luxury Beach Villas dan perusahaan-perusahaan yang bernaung di dalam bendera Santrian Group.
Selain merintis usaha perhotelan, Ida Pedanda penggagas berdirinya Yayasan Pembangunan Sanur (YPS) untuk memberdayakan potensi masyarakat Sanur, mengantisipasi pertumbuhan pariwisata pasca berdirinya Hotel Bali Beach, memajukan pendidikan serta menjaga lingkungan hidup dan tradisi budaya luhur Bali.
Atas pengabdiannya di bidang pariwisata, Ida Pedanda mendapatkan penghargaan berupa Penghargaan Karya Karana Pariwisata (tahun 2005) dari Gubernur Provinsi Bali, Tri Hita Karana Award (tahun 2002), “10 Eksekutif 1994” dari Jawa Pos Group, dan Penghargaan Lions International (Tahun 1995).
Ida Pedanda pemegang Bintang Jasa Satya Lencana Kepariwisataan tahun 2019 dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.