Mangupura (ANTARA) - Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung bersama Dinas Kebudayaan Provinsi Bali menyelenggarakan Festival Konservasi Lontar sebagai upaya melestarikan naskah-naskah kuno.
“Program ini sejalan dengan kegiatan Disbud Badung untuk pelestarian naskah kuno yang juga termasuk dalam rangkaian Bulan Bahasa Bali VII tahun 2025,” ujar Kepala Bidang Sejarah Disbud Badung Ni Nyoman Indrawati di Mangupura, Senin.
Ia mengaku pihaknya terus berupaya untuk melakukan pelestarian naskah kuno dari tahun ke tahun guna menjaga kelestarian bahasa, aksara, dan sastra Bali, khususnya manuskrip berupa lontar.
Menurut dia, dalam lontar umumnya mengandung berbagai ilmu pengetahuan, berupa tradisi, seni, budaya, bahasa, dan lainnya.
“Oleh karena itu, jika lontar-lontar ini tidak dilestarikan dikhawatirkan ilmu pengetahuan akan hilang dan tidak dinikmati oleh generasi penerus,” kata dia.
Nyoman Indrawati mengungkapkan masih banyak masyarakat yang menyakralkan tanpa mengetahui isi dari lontar tersebut, sehingga pihaknya berharap masyarakat dapat memberikan ruang kepada pemerintah untuk melakukan konservasi
“Masyarakat masih ada yang takut menurunkan dan membaca, jadi semoga dari kegiatan ini mereka menjadi semakin sadar dan bersedia membuka ruang kepada pemerintah, khususnya dengan memberikan ruang bagi kami untuk mengkonversi lontar mereka,” ungkap dia.
Pamong Budaya Ahli Muda Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Ida Bagus Made Purwita menambahkan konservasi lontar itu dilaksanakan guna melestarikan dan mengembangkan naskah kuno yang tertuang dalam lontar.
“Kami juga melakukan perawatan terhadap naskah-naskah ini serta membersihkannya dengan tujuan agar naskah ini tidak rusak,” tambah dia.
Ia menjelaskan seluruh masyarakat Bali yang memiliki naskah kuno juga dapat menyampaikan kepada pemerintah. Sehingga, nantinya melalui Penyuluh Bahasa Bali akan dilakukan konservasi sekaligus mendata lontar.
“Kalau tidak dirawat, tidak diturunkan atau tidak bisa dibaca, mana mungkin bisa diketahui isi dari naskahnya. Jadi, diharapkan kesadaran masyarakat untuk bisa membuka diri atau memberikan naskahnya untuk dirawat,” kata Made Purwita.
Baca juga: Disbud Badung konservasi lontar guna lestarikan naskah kuno
Baca juga: Pemkab Buleleng pamerkan lukisan prasi lestarikan tradisi Bali
Baca juga: Siswa berkebutuhan khusus di Singaraja dididik menulis di lontar
Baca juga: Mengunjungi wisata edukasi budaya Museum Pustaka Lontar