Denpasar (ANTARA) - Kejaksaan Agung yang berkolaborasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) melakukan penyerahan bibit mangrove ke Persemaian Mangrove G20 di Denpasar, Sabtu, untuk masa depan udara yang lebih bersih.
Ketua Pembina Tunas Muda Adhyaksa Reda Manthovani dalam kegiatan tersebut mengatakan sengaja melirik kawasan mangrove sebagai contoh pesan bagi insan kejaksaan agar mereka memiliki pikiran dan perilaku yang bersih, sebagaimana mangrove yang mampu membersihkan udara.
“Ini (penyerahan bibit mangrove) adalah momentum bagi insan Adhyaksa lain agar terus dilanjutkan, bahkan dikembangkan di daerah lain, karena ini air for the future, agar udara bersih, jadi pikiran bersih, ucapan bersih, dan perilaku jadi bersih,” kata dia.
Dalam rangkaian Adhyaksa Run 2025 itu, Kejaksaan menyerahkan 100 bibit mangrove dan melakukan kunjungan di area persemaian bibit tanaman bakau tersebut.
Reda Manthovani memastikan jajaran Adhyaksa akan terus melanjutkan misi menjaga kualitas udara di Bali melalui kegiatan serupa setiap tahun.
Ia menargetkan kegiatan ini akan digelar di kawasan mangrove lainnya di Bali serangkaian dengan kegiatan-kegiatan kejaksaan.
“Kita lihat kalau mangrove dibiarkan saja tidak dirawat, bahkan banyak yang memanfaatkannya tanpa terkendali bisa merusak ekosistem kita, kalau rusak macam-macam bisa ikut rusak, seperti ekonomi,” ujarnya.
Selain menyerahkan bibit mangrove dan meninjau langsung proses penyemaian, Kejaksaan dan KLH mendengarkan kisah sukses Kelompok Usaha Bersama (KUB) Segara Guna Batu Lumbang yang berhasil memanfaatkan mangrove, selain sebagai penahan abrasi, juga ekowisata dan produksi produk ekonomi kreatif.
Ketua KUB Segara Guna Batu Lumbang, Wayan Kona Antara mengatakan dalam setahun atau sepanjang 2024 mereka sudah mampu menggaji nelayan dan ibu-ibu pesisir yang mengelola ekowisata dan memproduksi kopi, teh, sirup, dan keripik dari mangrove.
“Kalau ekowisata kami sudah dapat Rp300 juta satu tahun ini (2024),” kata dia.
Sementara untuk produk rumahan mereka sudah meraup untung bersih tidak, termasuk gaji dan bonus sebesar Rp37 juta.
KUB Segara Guna Batu Lumbang turut mengajak rombongan Adhyaksa dan KLH menyusuri langsung ekowisata mangrove menggunakan perahu untuk melihat aktivitas nelayan dan kondisi area mangrove yang mereka rawat.