Denpasar (ANTARA) - Institut Teknologi Bisnis Stikom Bali bersama ribuan pendeta Hindu dari berbagai tempat di Tanah Air menggelar doa bersama secara virtual bertajuk "Shanti Puja Samgraha" untuk kedamaian Nusantara selama pandemi COVID-19.
"Kami ingin berpartisipasi untuk terus-menerus mendoakan supaya bangsa ini terhindar dari mara bahaya penyakit besar, yang kita sebut COVID-19 ini," kata Pembina Yayasan Widya Dharma Shanti-induk ITB Stikom Bali I Made Bandem usai doa bersama tersebut, di Kampus ITB Stikom Bali, di Denpasar, Kamis.
Dalam kegiatan secara virtual itu, ITB Stikom Bali bekerja sama dengan Parisada Hindu Dharma Indonesia dan Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi.
Doa bersama yang rencana awal melibatkan 1.188 orang dari unsur pandita (pendeta) dan pinandita (pemangku) Hindu se-Nusantara secara serentak pada Kamis itu dengan terhubung secara virtual, akhirnya jumlah peserta melebihi dari rencana awal itu.
"Kegiatan ini rencananya diikuti oleh 1.188 pandita dan pinandita, tetapi karena telah diviralkan, akhirnya banyak yang ingin ikut. 'Broadband' kami yang sesungguhnya hanya bisa diikuti oleh 1.500 peserta, tetapi kami minta kemarin pada Bapak Rektor agar ditambah 'broadband' menjadi 2.500 sehingga 'Shanti Puja Samgraha' bisa diterima dan dilaksanakan di seluruh Indonesia dengan baik," ujarnya pada acara yang juga diisi sambutan secara virtual oleh Gubernur Bali Wayan Koster itu.
Baca juga: Bandara Ngurah Rai Bali laksanakan ritual "Peneduh Jagat" mohon keselamatan dari COVID-19
Profesor Bandem yang juga maestro seni dari Bali itu, mengatakan sebagai anak bangsa yang berketuhanan berdasarkan nilai-nilai Hindu yang bersumber dari Weda yang sejalan dengan napas Pancasila, tidak boleh menyerah terhadap ujian kehidupan berupa pandemi virus corona jenis baru itu.
"Kita harus terus berupaya hingga rasa aman, tentram, dan kedamaian terwujud. Oleh sebab itu, setiap orang secara sendiri-sendiri dan secara bersama-sama berupaya apapun yang dapat dilaksanakan untuk keluar dari rasa takut tersebut," ujarnya pada doa, di mana untuk lokasi di ITB Stikom Bali dipuput (dipimpin) oleh Ida Pandita Mpu Jaya Satwikanda dari Griya Taman Bali, Kabupaten Bangli.
Bandem mengutip Kitab Bhagawadgita II.40 yang menyatakan bahwa "Dalam hal ini tak ada usaha sia-sia, dan juga tidak ada rintangan yang tidak teratasi. Walau sedikit dari dharma ini, akan melindungi seseorang dari ketakutan yang besar".
Kegiata tersebut, lanjut dia, juga menjadi wujud partisipasi ITB Stikom Bali menyambut upacara Pemahayu Jagat di Pura Besakih pada 5 Juli mendatang dan menyambut normal baru di tengah pandemi.
"Maka alangkah baiknya umat Hindu sebagai bagian dari bangsa ini menyatukan langkah melalui spirit suci melakukan kegiatan puja bersama untuk memohon keselamatan dan kedamaian masyarakat di bumi Nusantara khususnya dan masyarakat di seluruh dunia," kata mantan Rektor ISI Yogyakarta dan ISI Denpasar itu.
Puja bersama, katanya, juga untuk menyucikan dan memurnikan Bumi dari efek vibrasi negatif, baik dari hal yang bersifat sekala (jasmani) dan niskala (rohani) melalui alunan suara genta dan mantra dari para tokoh Hindu itu.
Melalui vibrasi mantra dan suara genta para pandita dan pinandita diharapkan mereduksi vibrasi gelombang negatif COVID-19 sehingga energi negatif virus itu dapat dinetralkan.
Baca juga: PHDI Bali ajak umat persembahkan "pejati" agar COVID-19 segera hilang
Bandem berharap, gerakan bersama itu memupuk kebersamaan umat Hindu di Nusantara.
Ia mengatakan penanganan masalah pandemi COVID-19 bukan hanya tanggung jawab pemerintah, akan tetapi semua komponen bangsa.
Untuk itu, katanya, gerakan tersebut melibatkan semua komponen masyarakat Hindu di seluruh Indonesia.
Rektor ITB Stikom Bali Dadang Hermawan berpandangan bahwa dengan doa bersama diharapkan COVID-19 dapat segera berlalu.
"Kami ucapkan terima kasih kepada seluruh peserta dan panitia sehingga kegiatan ini bisa berdampak pada masyarakat. Kita berharap wabah ini segera berakhir," ujarnya.
Ketua Pusat Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi (MGPSSR) I Wayan Wita berharap, doa atau puja bersama itu mendatangkan anugerah dari Ida Sanghyang Widhi Wasa (Tuhan) bagi umat manusia dan COVID-19 bisa segala sirna dari muka Bumi.
"Kita tidak boleh takut berlebihan, tetapi kita harus bersatu padu dalam melawan COVID-19 ini yang merupakan masalah serius karena sampai ini belum ditemukan vaksinnya," ucapnya.
Ia juga mengajak masyarakat mencegah penularan COVID-19 dengan selalu mematuhi protokol kesehatan, seperti memakai masker, menjaga jarak, rajin mencuci tangan, berolahraga, dan makan makanan bergizi.
"Dalam menapaki era normal baru, bukan saja disiapkan secara fisik, sekaligus dari sisi spiritual," katanya.