Oleh Masuki M Astro
Bondowoso (Antara Bali) - Siswa jurusan tata boga SMKN 2 Bondowoso, Jawa Timur, memodifikasi masakan asing, seperti kuliner khas Jepang dan Malaysia menjadi makanan dengan bahan dan rasa lokal.
Sejumlah siswa kelas III atau XII yang mengikuti uji kompetensi di Bondowoso, Selasa, antara lain memodifikasi masakan sushi dari Jepang, nasi krabu hitam dari Malaysia dan kebuli dari Arab.
"Anak-anak mengganti isi sushi yang biasanya ikan salmon atau tuna mentah dengan alpokat, sosis kepiting dan wortel yang semuanya dalam kondisi matang. Kemudian ada campuran udang goreng juga," kata Hery Susanto, penguji dari Lembaga Sertifikasi Pariwisata (LSP) Jatim.
Hery yang diundang oleh SMKN 2 Bondowoso untuk menilai hasil karya para siswa yang menyambut tahap kelulusan itu mengemukakan bahwa para siswa tersebut juga mengubah nasi krabu hitam Malaysia yang biasanya menggunakan rempah-rempah menyengat dengan rasa ala Indonesia.
"Nasinya berwarna ungu karena menggunakan bunga ungu, kemudian ada solok lada atau di kita dikenal dengan pepes yang dibungkus balutan lombok merah. Isinya pepes tempe," kata Ayu Kusuma, siswa peserta uji kompetensi yang pernah praktik di sebuah restoran di Malaysia.
Selain itu, kebuli Arab yang biasanya dilengkapi dengan daging kambing, oleh para siswa dimodifikasi dengan tengiri goreng yang dibentuk bola-bola ditambah dengan udang.
Hery yang juga dosen pada Surabaya Hotel School (SHS) mengemukakan bahwa hasil kreativitas para siswa SMKN 2 Bondowoso itu sangat bagus dan tidak kalah dengan karya pelajar di kota-kota besar.
"Mereka lebih tertantang kreativitasnya karena keterbatasan, terutama bahan baku. Kalau di kota besar, butuh apa saja tersedia. Di sini kadang harus nyari ke Jember atau menggunakan bahan lain yang serupa," katanya.
Ia mengaku gembira karena anak-anak SMKN 2 Bondowoso aktif mengikuti perkembangan kuliner lewat dunia maya. Dengan demikian, hasil kreasi mereka tidak ketinggalan.
Sementara itu, Kepala SMKN 2 Bondowoso Drs Lanang Lanang Suprihadi MPd mengemukakan bahwa uji kompetensi merupakan salah satu syarat kelulusan bagi siswa. Saat ini siswa di sekolah tersebut tersebar di jurusan akomodasi perhotelan, jasa boga, kecantikan kulit dan busana.
"Pengujinya kami undang dari luar juga, termasuk yang boga dari dosen SHS sehingga penilaiannya objektif. Kami berharap dengan melibatkan penguji luar ini karya para siswa betul-betul berkualitas," katanya.
Selain praktik memasak, pada uji kompetensi itu juga diperagakan busana karya siswa yang disaksikan para orang tua, siswa dan perwakilan siswa dari sekolah lain. (*/T007)