Denpasar (ANTARA) - Sebanyak 57 siswa dan siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Bintang Persada Denpasar melakukan kunjungan ke Industri Obat Tradisional (IOT) PT Karya Pak Oles Tokcer (KPOT) atau Pak Oles yang berlokasi di Jalan Tukad Balian, Renon, Kota Denpasar, Selasa.
Kehadiran rombongan siswa kelas XI Jurusan Farmasi yang didampingi tiga orang guru pembimbing, yakni Waka bidang Kurikulum Apt Putu Lita Astriani, S.Farm, Kaprodi Farmasi Apt Ni Luh Rastini, S.Farm dan I Nengah Arsana Yasa, A.Md., Farm diterima oleh Kepala Bagian Pemastian Mutu IOT KPOT Plan 1, Apt Luh Ketut Budi Maitriani S.Farm didampingi Inspektorat Pemastian Mutu, Dita Rizkiyanti, SSI, MSI.
Putu Lita Astriani mengatakan, tujuan mengajak anak-anak didiknya berkunjung ke industri Pak Oles untuk melihat lebih dekat terkait proses pembuatan obat tradisional berstandar cara Pembuatan obat tradisional yang baik (CPOTB).
“Di sekolah siswa sudah mendapat materi membuat obat tradisional sesuai kurikulum. Di mana mereka mengenal dari bahan baku yang dipergunakan, proses pembuatan hingga bisa menjadi obat,” ujarnya.
Berbekal pengetahuan tersebut dengan mengajak melihat langsung proses pembuatan produk obat tradisional di industri Pak Oles diharapkan bisa menambah wawasan siswa.
Putu Lita menambahkan, anak didiknya di sekolah juga telah diajarkan membuat produk seperti membuat sirup, minyak dan salep.
“Produk tersebut dipamerkan di lingkungan sekolah sebagai hasil karya siswa dan mereka juga bisa mempergunakan namun belum bisa dipasarkan, karena belum memiliki izin edar BPOM,” ujarnya.
Ia berharap, dengan kunjungan ini dapat memotivasi anak didiknya ke depan.
“Mereka setelah tamat mau lanjut kuliah, mau bekerja di pabrik atau bahkan belajar berwirausaha untuk membuat industri seperti Pak Oles,” harap Putu Lita.
Sementara itu, Kepala Bagian Pemastian Mutu IOT KPOT Plan 1, Apt Luh Ketut Budi Maitriani menyampaikan materi terkait cikal bakal berdirinya Industri Obat tradisional Pak Oles yang dirintis sejak tahun 1997 atau 27 tahun silam dengan produk unggulan Minyak Oles Bokashi, diproduksi secara modern dengan sentuhan teknologi Effective Microorganisms (EM).
Usaha yang dirintis oleh Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr, alumnus Faculty Agriculture Universitu of The Ryukyus Okinawa, Jepang berupa Minyak Oles Bokashi yang diracik dari berbagai jenis tanaman obat organik di atas hamparan seluas enam hektare di Desa Bengkel, Busungbiu, Kabupaten Buleleng, Bali.
Obat tradisional yang dikembangkan sejak tahun 1997 merupakan warisan Pusaka Ramuan Dadong Bandung (nenek Pak Oles) Lengis Arak Nyuh, dari Desa Bengkel, daerah pesisir utara Pulau Bali, yang diproduksi secara modern dengan sentuhan teknologi EM yang dipelajarinya di negeri Sakura.
Minyak Oles Bokashi memiliki aroma khas hasil fermentasi perpaduan antara tradisional yang diterapkan Dadong Bandung dengan teknologi EM4 temuan Prof. Dr. Teruo Higa, guru besar Universitas Ryukyus, Okinawa, Jepang (tempat Pak Oles menyelesaikan program S-2) yang kini menjadikan Minyak Bokashi yang dimanfaatkan secara meluas di pasaran lokal Bali, nasional maupun menembus berbagai negara di belahan dunia.
Bokashi, minyak herbal asli Bali dipercaya mampu membantu meringankan pegal linu, meredakan bisul, gatal dan bengkak akibat gigitan serangga, sebagai campuran mandi rempah, guna mengurangi bau tidak sedap.
Budi Maitriani menjelaskan, Ramuan Pak Oles selain Minyak Oles Bokashi yang menjadi produk unggulan, juga Bokashi Care dengan tiga jenis varian, Balsem Bokashi, Minyak Tetes Bokashi, Madeu Geruh Bokashi, madu rocky, madu resi, madu jamur masker madu hitam, parem lantik dan krim saribing.
Rombongan siswa juga dibagikan produk Minyak Oles Bokashi kemasan 5 ml, Bokashi Care Roll On masing-masing satu buah sebagai obat untuk menjaga kesehatan anggota keluarga.
Selain itu, rombongan siswa juga diajak keliling untuk melihat dari dekat proses pengolahan hingga pengemasan berbagai jenis produk Ramuan Pak OLes didampingi Inspektorat Pemastian Mutu Industri Obat Tradisional PT Karya Pak Oles Tokcer Dita Rizkiyanti. linktr.ee/pakolescom