Denpasar (ANTARA) - Bokashi berasal dari Bahasa Jepang, yang berarti fermentasi bahan organik dengan Teknologi EM (Effective Microorganisms). Teknologi EM adalah teknologi fermentasi dengan menggunakan mikroorganisme efektif, dari mikroorganisme ragi, laktobacilus dan bakteri fotosintetik, yang ditemukan oleh Prof. Dr. Teruo Higa dari University of The Ryukyus, Jepang.
Kata Bokashi digunakan untuk pupuk organik yang difermentasi dengan Teknologi EM sejak 1980. Selanjutnya, bahan organik berupa tanaman rempah/obat yang difermentasi dengan Teknologi EM juga disebut dengan Bokashi.
Minyak Oles Bokashi merupakan hasil pengembangan dari produk Lengis Arak Nyuh yang pertama kali diproduksi untuk kalangan keluarga dan masyarakat oleh Dadong Bandung di Desa Bengkel, Busungbiu, Buleleng, sejak 1900.
Lengis Arak Nyuh yang diproduksi secara sederhana tersebut ditingkatkan kualitas bahan bakunya, manajemen produksi dan teknologi pembuatannya dengan Teknologi EM, sehingga mampu menghasilkan produk berkualitas, serta bisa dikembangkan dalam skala industri. Selanjutnya Minyak Oles Bokashi diproduksi oleh PT. Karya Pak Oles Tokcer sejak 1997 dan dipasarkan ke seluruh Indonesia.
Minyak Oles Bokashi berkembang secara bertahap dengan mengikuti regulasi/peraturan Departemen Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan sampai menjadi produk yang terbesar di Bali.
Seiring dengan berkembangnya pariwisata di Bali, teknologi internet dan media sosial, Minyak Oles Bokashi menjadi semakin dikenal dan terkenal oleh masyarakat di Indonesia dan juga di mancanegara.
Beberapa kali produk Minyak Oles Bokashi melakukan penggantian kemasan dalam desain botol dan kotak pengemas agar menjadi lebih menarik. Penggantian kemasan tersebut dilakukan melalui lomba desain yang diikuti oleh masyarakat seni dan kreatif.
Bangkitnya generasi milenial dalam berinteraksi dan berkomunikasi melalui media sosial, Minyak Oles Bokashi semakin aktif dikomunikasikan melalui media sosial oleh tim kreatif, tim pemasaran digital dan tim media sosial, sehingga Minyak Oles Bokashi bisa menembus pasar milenial. Gerakan pemasaran dan pengenalan produk tersebut diberikan slogan pemasaran: “Minyak Bokashi Menembus Milenial.”
Produk Minyak Bokashi didaftarkan ke dalam dua pendaftaran, yaitu sebagai cairan obat luar dan cairan obat dalam. Minyak Oles Bokashi untuk cairan obat luar didaftarkan sebagai produk minyak herbal (jamu) dengan kode POM TR 122662321 di Badan Pengawas Obat dan makanan.
Sedangkan Minyak Tetes Bokashi untuk cairan obat dalam didaftarkan sebagai produk minyak herbal (jamu) dengan kode POM TR 113628311. Seiring dengan pengembangan industri, produk Bokashi dikembangkan menjadi Madu Bokashi, Balsem Bokashi dan Bokashi Roll On. Ke lima jenis produk Bokashi tersebut mendapatkan respon pasar yang cukup tinggi dari masyarakat. Nama Pak Oles sebagai penemu produk Bokashi juga menjadi cukup dikenal di Bali dan di Indonesia.
Untuk mendukung pemasaran ke luar negeri, merek Bokashi di daftarkan di beberapa negara. Secara pelafalan nama, Bokashi lebih menjual di luar negeri daripada Pak Oles. Logo Bokashi didesain dengan gambar lingkaran-lingkaran berwarna hijau tua, dengan lingkaran besar di bagian tengahnya bertuliskan huruf B di dalam gambar daun berlandaskan lempengan yang lebih besar berwarna keemasan.
Lingkaran besar di bagian dalam dikelilingi oleh lingkaran-lingkaran yang lebih kecil seperti pusaran angin berwarna hijau gelap berjumlah delapan di bagian luarnya. Lingkaran bagian dalam yang lebih besar melambangkan bumi, matahari dan bulan yang memberikan energi kehidupan bagi Bokashi untuk Kesehatan, kecantikan dan kesejahteraan umat manusia.
Energi untuk Bokashi juga dipancarkan oleh sumber energi lainnya dari ruang angkasa, makrokosmos yang dilambangkan oleh delapan lingkaran kecil yang mengelilingi bumi, matahari dan bulan.
Logo adalah lambang yang menunjukkan produk. Logo diungkapan dengan gambar, nada, kata, atau huruf, sehingga dengan melihat, atau mendengarkannya, logo sudah berbicara banyak tentang suatu produk.
Logo menjadi sangat penting artinya untuk mengembangkan produk dan bisnis. Dengan semakin terkenal dan dikenalnya nama Bokashi, logo dan merek Bokashi didaftarkan sebagai merek terkenal di beberapa negara. Dengan logo Bokashi, konsumen menjadi yakin akan kualitas produk Bokashi yang dibeli/digunakannya.
Logo Bokashi juga dapat melindungi produk Bokashi yang beredar di pasar secara hukum, sehingga masyarakat mendapatkan perlindungan hukum dan kepastian keaslian produk.
Kesaksian Konsumen
Nyonya Mano asal Jepang yang cukup lama tinggal di Bali tepatnya di kawasan perumahan Dalung, Kabuaten Badung, mempercayakan kesehatan dengan menggunakan produk herbal yang memiliki multi khasiat Minyak Oles Bokashi.
Hal tersebut diungkapkan kepada Kadek Widiasih, sales mandiri Ramuan Pak Oles yang selalu sigap mengantarkan produk bila ada konsumen yang menghubungi malalui telepon maupun website Kubu Bokashi yang dikelolanya.
Istri Nyoman Sunatra ini mengatakan, Nyonya Mano sudah lama tinggal di kawasan Dalung, Kabupaten Badung dan sudah pernah menggunakan produk Minyak Oles Bokashi yang merupakan produk unggulan dari Industri Obat Tradisional (IOT) PT Karya Pak Oles Tokcer (KPOT) yang sangat baik untuk menjaga kesehatan keluarga.
“Kebetulan Nyonya Mano persediaan produk herbal Minyak Bokashi sudah habis di rumahnya. Lantas ia mencoba untuk membeli melalui jaringan internet. Nah ketemulah di web Kubu Bokashi dan akirnya saya antarkan ke rumahnya,” ujar wanita asal Kabupaten Karangasem ini.
Kadek Suasmika (49), selalu merasa nyaman dan bisa tidur nyenyak setelah membalurkan Minyak Oles Bokashi di bagian punggung dan kaki menjelang tidur. Hal tersebut diungkapkan saat membeli produk multi khasiat untuk menjaga kesehatan, Minyak Bokashi di Konter Pak Oles, Jalan Letda Kajeng, Yangbatu, Denpasar Timur.
Pria murah senyum tersebut mengatakan, dengan membalurkan Minyak Bokashi ke bagian tubuh seperti punggung, pinggang dan kaki dapat mengatasi pegal akibat menjalani rutinitas keseharian.
“Menjelang tidur saya rutin menggosokkan Minyak Bokashi pada bagian punggung dan kaki sambil dipijat ringan, dan esok harinya badan akan terasa ringan tidak pegal,” ujar Suasmika yang bekerja di Warung Makan Bendega. linktr.ee/pakolescom